“SEMUA TAMPAK DI DALAM DIA”
Pengantar
Sahabat muda yang dikasihi Kristus, saat ini kita akan
melihat bahwa semua yang ada jelas di dalam Allah. Tidak ada yang tersembunyi
bagi Dia. Dengan demikian, sesuatu hal yang mustahil untuk menyembunyikan
segala sesuatu yang kita perbuat di hadapanNya. Bukankah demikian yang sering
kita lakukan? Kita sering menyembunyikan kesalahan kita, kita sering menutupi
kesalahan kita. Walaupun memang tidak sedikit orang yang mau mengakui segala
kesalahannya di dalam doa ke padaNya. Akan tetapi cukupkah demikian?
Nas pada saat ini mencoba mengingatkan bahwa segala
kesalahan atau yang disebut dosa dalam nas kita, tidak cukup hanya diakui
kepada Allah saja, akan tetapi juga ke pada sesama kita. Mengapa demikian?
Jika kita mengaku bahwa Allah hidup di dalam kita dan
kita hidup di dalam Allah, maka mau tidak mau kita juga menjadi satu
persekutuan dengan orang lain yang percaya ke pada Allah. Inilah konsekuensi
dari percaya dan menjadi satu dengan Allah, oleh karena Allah kita juga adalah
Allah bagi yang lain, dan dengan demikian kita dipersatukan di dalam Dia. Oleh
karena itu, ketika dosa-dosa kita akui kepadaNya maka otomatis pengakuan itu
juga harus kepada orang-orang percaya ke pada Allah.
Pernahkah kita melihat di gereja, ketika seseorang telah
diterima dalam jemaat, maka ia harus mengadakan perjanjian dengan Allah di
hadapan seluruh jemaatNya? Demikianlah dalam kehidupan sehari-hari, bahwa
persekutuan kita dengan Allah tidak terlepas dari persekutuan kita dengan saudara-saudari
kita. Kita adalah satu di dalam kesatuanNya.
Memang sulit untuk mengakui segala dosa kepada saudara/i
kita. Karena dengan demikian kita akan merasa malu, kita akan merasa terhukum.
Namun, jika tidak demikian maka kita telah menjadikan Allah juga sebagai
pendusta. Artinya, sebenarnya hidup kita sangat mempertaruhkan Allah yang sudah
hidup di dalam kita. Jika kita lengah dan menjadi sama dengan orang-orang yang
tidak mengenal Allah, maka kita telah menjadikan Allah sebagai bahan
olok-olokan orang lain yang tidak mengenal Allah itu, dan dengan demikian dapat
dikatakan bahwa firmanNya tidak ada lagi di dalam kita. Akan tetapi demikian
sebaliknya, jika kita menjadi menderita karena mempertahankan Allah, karenakita
mengerti bahwa Allah sudah hidup di dalam kita, maka segala olok-olok dari
orang lain, bukan kita lagi yang mengahdapinya, akan tetapi Allah yang sudah
hidup di dalam kita. Bukan berarti mengharapkan agar Allah menghukum mereka,
melainkan mendoakan agar Allah juga berkarya penuh belas kasihan kepada orang
tersebut sama seperti perbuatan Allah kepada kita.
Inilah makna persekutuan di dalam Dia. Bahwa kita saling
mendoakan agar apa yang kita terima dari Allah juga diterima oleh orang lain.
Persektuan yang menyatakan bahwa Allah juga mengasihi orang lain. Bukankah Ia
telah memberikan AnakNya agar kita hidup? Maka demikian juga bahwa setiap orang
mendapatkan pengampunan dosa dari AnakNya. Maka pengakuan dosa kepada Allah
adalah pengakuan menuju terangNya karena Allah sendiri adalah terang dan tidak
ada yang tersembunyi bagi Dia.
No comments:
Post a Comment