Tuesday, 31 January 2017

SEMUA TAMPAK DI DALAM DIA 1 Yohanes 1: 5-10



“SEMUA TAMPAK DI DALAM DIA”

Pengantar
Sahabat muda yang dikasihi Kristus, saat ini kita akan melihat bahwa semua yang ada jelas di dalam Allah. Tidak ada yang tersembunyi bagi Dia. Dengan demikian, sesuatu hal yang mustahil untuk menyembunyikan segala sesuatu yang kita perbuat di hadapanNya. Bukankah demikian yang sering kita lakukan? Kita sering menyembunyikan kesalahan kita, kita sering menutupi kesalahan kita. Walaupun memang tidak sedikit orang yang mau mengakui segala kesalahannya di dalam doa ke padaNya. Akan tetapi cukupkah demikian?
Nas pada saat ini mencoba mengingatkan bahwa segala kesalahan atau yang disebut dosa dalam nas kita, tidak cukup hanya diakui kepada Allah saja, akan tetapi juga ke pada sesama kita. Mengapa demikian?
Jika kita mengaku bahwa Allah hidup di dalam kita dan kita hidup di dalam Allah, maka mau tidak mau kita juga menjadi satu persekutuan dengan orang lain yang percaya ke pada Allah. Inilah konsekuensi dari percaya dan menjadi satu dengan Allah, oleh karena Allah kita juga adalah Allah bagi yang lain, dan dengan demikian kita dipersatukan di dalam Dia. Oleh karena itu, ketika dosa-dosa kita akui kepadaNya maka otomatis pengakuan itu juga harus kepada orang-orang percaya ke pada Allah.
Pernahkah kita melihat di gereja, ketika seseorang telah diterima dalam jemaat, maka ia harus mengadakan perjanjian dengan Allah di hadapan seluruh jemaatNya? Demikianlah dalam kehidupan sehari-hari, bahwa persekutuan kita dengan Allah tidak terlepas dari persekutuan kita dengan saudara-saudari kita. Kita adalah satu di dalam kesatuanNya.
Memang sulit untuk mengakui segala dosa kepada saudara/i kita. Karena dengan demikian kita akan merasa malu, kita akan merasa terhukum. Namun, jika tidak demikian maka kita telah menjadikan Allah juga sebagai pendusta. Artinya, sebenarnya hidup kita sangat mempertaruhkan Allah yang sudah hidup di dalam kita. Jika kita lengah dan menjadi sama dengan orang-orang yang tidak mengenal Allah, maka kita telah menjadikan Allah sebagai bahan olok-olokan orang lain yang tidak mengenal Allah itu, dan dengan demikian dapat dikatakan bahwa firmanNya tidak ada lagi di dalam kita. Akan tetapi demikian sebaliknya, jika kita menjadi menderita karena mempertahankan Allah, karenakita mengerti bahwa Allah sudah hidup di dalam kita, maka segala olok-olok dari orang lain, bukan kita lagi yang mengahdapinya, akan tetapi Allah yang sudah hidup di dalam kita. Bukan berarti mengharapkan agar Allah menghukum mereka, melainkan mendoakan agar Allah juga berkarya penuh belas kasihan kepada orang tersebut sama seperti perbuatan Allah kepada kita.
Inilah makna persekutuan di dalam Dia. Bahwa kita saling mendoakan agar apa yang kita terima dari Allah juga diterima oleh orang lain. Persektuan yang menyatakan bahwa Allah juga mengasihi orang lain. Bukankah Ia telah memberikan AnakNya agar kita hidup? Maka demikian juga bahwa setiap orang mendapatkan pengampunan dosa dari AnakNya. Maka pengakuan dosa kepada Allah adalah pengakuan menuju terangNya karena Allah sendiri adalah terang dan tidak ada yang tersembunyi bagi Dia.

No comments:

Post a Comment