Allah
dan Danau TobaNya
Pdt. Anry Krismanto Nababan, S.Th
Kondisi
yang tak bisa bohong
“Kalau bulan
bisa ngomong, dia jujur takkan bohong, seperti anjing melolong, tiap hari ku
teriakkan namamu, ya namamu “ sebuah lagu lagu nostalgia dari nini karlina. Kemungkinan
besar jika danau toba bisa bicara
“ Mardomu di tano rara ( bertemu ditanah merah)”[1]
. mengapa? Danau Toba (2,88o N - 98,5o 2 E dan 2,35o
N - 99,1o E) adalah danau terluas di Indonesia (90 x 30 km2)
dan juga merupakan sebuah kaldera volkano-tektonik (kawah gunung api raksasa) kuarter
terbesar di dunia mengalami kerusakan
dalam taraf yang cukup serius, hal tersebut nampak dari luas tutupan hutan yang
terus berkurang dan kualitas air danau yang telah tercemar, sebagaimana yang
dalam berita tribune news online, selasa, 17 mei 2016.
Penyebab
kerusakan
Sudah
menjadi rahasia umum penyebab kerusakan lingkungan danau toba. Hal itu disebabkan
oleh keserakahan dan kerakusan yang cenderung sangat konsumtif. Terkikisnya
etika dan moral menyebabkan krisis
ekologis dan lingkungan danau toba. Sikap materialisme hidup manusia terhadap
sumber-sumber alam ( dinamis modern). Hal ini sama dengan pemahaman mamonisme
dalam Matius 6:19-24 (hal mengumpulkan harta), mencintai materi, harta , uang dengan
cara mengeksploitasi sumber-sumber alam danau toba. Eksploitasi alam yang tidak
bertanggungjawab pada akhirnya akan merusak dan merugikan kehidupan manusia itu
sendiri. Manusia cenderung memperlakukannya dengan sesuka hati
sehingga tanah dan lingkungan hidup menjadi lebih rusak. Manusia selalu mau
mengexploitasi dan kurang mengusahakan
ketimbang memelihara dengan “keringat”. Karena itu teknologi yang
dipilih juga sesuai dengan hawa nafsu manusia yang menghabiskan dan kurang
mendukung kelestarian dan kualitas lingkungan hidup.
Pandangan
iman Kristen tentang Allah dan alam danau toba
Iman Kristen mempercayai bahwa Allah
sebagai penebus dalam karya ciptaanNya sendiri. Mengutip pendapat seorang
perjanjian lama Gerhard von Rad bahwa karya Allah didalam penciptaan memiliki
subordinasi terhadap karya Allah dalam sejarah keselamatan. Kita mengingat
bahwa dalam kisah penciptaan merupakan kisah penebusan Allah yang sama
pentingnya dengan sejarah keselamatan. Allah didalam sejarah penciptaan
memberkati kehidupan dalam segala aspeknya,
sehingga bisa bertumbuh kembang baik dengan baik dengan subur itulah berkat.
Bagi Aristoteles, Tuhan adalah penggerak
alam. Menurut teori actus
potensi alam adalah objek yang memiliki potensi untuk melakukan
perubahan. Perubahan di sini artinya adalah tujuan. Alam memiliki potensi untuk
merealisasikan dirinya sesuai dengan tujuannya. Tujuan dari setiap objek yang
terdapat dalam alam semesta adalah actus
purus, yaitu Tuhan
Alam yang adalah titipan Allah, idealnya
dipakai untuk memenuhi kebutuhan ciptaan dengan memperhatikan kebutuhan manusia
dan ciptaanNya dengan cara menjaga ekosistem agar tetap seimbang dngan
memperhatikan generasi mendatang.
Pandangan
iman Kristen tentang Allah dan manusia disekitaran danau toba
Manusia dalam proses penciptaan Allah dipakai
dalam rangka keselamatan seluruh ciptaan Allah. Manusia yang segambar dengan
rupa Allah diharapkan menjaga martabat nilai keluhuran terhadap maksud penciptaan. Manusia menjadi
manusia yang rohani dalam pekerja, yang material namun tidak materialistik.
Keberadaan manusia di tengah-tengah ciptaan
lain memiliki peran dan tugas khusus. Ketika menempatkan manusia di dunia,
Allah memberi kebebasan atau kuasa kepadanya untuk mengelola dan memanfaatkan
alam ini (Kej. 1:26-31). Manusia ditugaskan juga untuk mengusahakan dan
memeliharanya (Kej. 2:15). Di sinilah letak tugas utama manusia dalam alam ini
yaitu untuk merawat dan memelihara atau menjaga keberlangsungan hidupnya yang
tentunya diharapkan selalu baik adanya sebagaimana pada awal ia diciptakan.
Kejadian1: 28-29 disebutkan :
“Allah
memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: Beranakcuculah dan
bertambah banyak, penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas
ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang
merayap di bumi. Berfirmanlah Allah;
lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di
seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah menjadi
makananmu.”
Manusia diberikan kedudukan sebagai mitra Allah
di dunia yang memiliki peran aktif dan keikutsertaan dengan bertanggungjawab
sebagai manager untuk menata dan mengelolah bumi dan isinya dengan baik. Kita
perlu memikirkan tidak hanya kepentingan sesaat saja, tetapi juga berpikir ke
depan, untuk generasi yang akan datang
supaya generasi mendatang hidup ditengah-tengah bumi yang rusak akibat
polutan-polutan yang ditinggalkan oleh generasi saat ini serta sumber daya yang
telah kita habiskan.
Jika kita mengamati pengembangan potensi
Danau Toba yang dilakukan bapak Presiden RI Joko Widodo yang sangat
memperhatikan danau toba menjadi destinasi 10 wisata di Indonesia, yang menarik
perhatian wisatawan lokal dan wisatawan asing untuk datang berkunjung di
Indonesia. Dalam pengelolahan pariwisata bisa dinikmati oleh rakyat melalui
ledakan ekonomi disekitaran 13 kabupaten disekitaran danau toba yang dihuni
oleh 4, 5 juta penduduk batak di Sumatera utara. Dalam marketing destinasi
wisata diprediksi mampu untuk menampung 5 juta turis asing dengan membawa
keuntungan bagi devisa negara 90 triliun/tahunnya. Namun ini menjadi tantangan
dan peluang. Untuk itu penting terus menerus mengedukasi atau mengkampanyekan
Visi Jokowi tentang Revolusi Mental,
terutama memberatas korupsi, memberantas narkoba, dan mencintai produk-produk
Indonesia. Mengutip pendapat Paus Benediktus ke XVI memberi kesan bahwa sistem
kapitalisme yang ada sekarang benar-benar telah gagal. Paus Benediktus XVI
mencela dan mengecam sistem kapitalisme, serta kerakusan para pemilik bank-bank
(banker) di Barat.
Prinsip
Kristiani Pengelolahan Danau Toba
Sikap iman Kristen dalam menyikapi
pengelolahan danau toba sebagai manusia yang dipercayakan Allah untuk memimpin
ciptaanNya
1. Pengelolah
rumah tangga alam
Tugas sebagai manusia terkhusus disekitar
danau toba sebagai penata rumah bersama dalam pengelolaan ekonomi dengan
menjauhi ketamakan dan kerakusan.
Panggilan untuk menjaga dan melestarikan
alam juga harus semakin giat dilakukan. Allah telah mempercayakan alam untuk
dipakai dan dikelolah. Alam mesti dipelihara dan keuntungan yang didapat dari
alam sebagian dikembalikan sebagai deposit terhadap alam. Tetapi juga
dipergunakan secara adil dengan semua orang.
2. Sikap
solider dengan alam
Sikap solider dengan alam merupakan
sebuah implementasi ibadah yang sejati dihadapan Tuhan secara bertanggung jawab
dalam hidup yang nyata. Menghargai alam berarti menghargai Sang Pencipta dan
Sang Penebus. Misalnya, tidak membabat hutan sembarangan sebab membabat hutan
dapat memusnahkan aneka ragam spesies dalam hutan, tidak menangkap ikan dengan
menggunakan bahan peledak atau bahan pemusnah lainnya.
3. Tuhan Yesus telah mengajar umat manusia berdoa, “…berikanlah kami pada hari ini makanan kami
yang secukupnya…(Mat.6:11). Sang Mesias yang memulihkan kembali hakekat ciptaan
yang telah rusak itu, mempraktekkan hidup yang sederhana dan selalu bekerja
keras. Untuk itulah kita perlu mengelolah dan melestarikan lingkungan
disekitaran danau toba dengan sikap kesederhaan untuk memikirkan generasi yang
akan datang.
4. Pelestarian
Budaya sekitar danau toba
Kebudayaan
adalah prestasi atau hasil cipta, rasa, dan karsa manusia dalam
alam. Kearifan lokal dalam kebudayaan sebagai pelestarian budaya yang harus
dilakukan dalam ucapan syukur kepada Allah, seperti cerita rakyat tentang Kisah
lahirnya danau toba mengingatkan akan sebuah kesetiaan, kepatuhan pada
orangtua. Jadi cerita rakyat tidak semata-mata untuk meniadakan ajaran iman
kekristenan.
Akhirnya penulis memahami dan mengimani bahwa “ Danau toba merupakan karya dan anugerah Allah kepada orang batak untuk
kesejahteraan lokal bahkan global dan kesejahteraan itu diberikan Allah selama
bumi ini ada.
[1]
sebuah istilah yang dipakai dalam kehidupan orang batak jika segala sesuatu
masalah tidak bisa terselesaikan bahkan dendam bisa dibawa sampai mati.
No comments:
Post a Comment