Respon panggilan terhadap
panggilan Allah
Pengantar
Musa
adalah salah satu pemimpin yang Allah tetapkan untuk membawa keselamatan dari
Allah bagi bangsa Israel pilihanNya. Ingatkah kita, Musa dibesarkan dan didik
oleh Kerajaan Mesir, yang pada masa kecilnya Musa (yang artinga diambil dari
air) oleh Putri Firaun. Namun ada masa sukar ketika itu, Musa membunuh salah
satu pegawai Firaun oleh karena ia melihat penindasan yang dilakukan terhadap
orang Ibrani itu, hingga ia melarikan diri kerumah mertuanya dan disitulah Ia
bertemu dengan Tuhan Allah.
Isi
Kader
muda yang dikasihi dalam Yesus Kristus, Kita mengamati proses pemanggilan Tuhan
untuk memanggil hambaNya Musa untuk mau menjadi pemimpin bagi Bangsa Israel
untuk memasuki tanah perjanjian Allah. Sikap menolak kerap kali keluar dari
ucapan Musa hingga 4 kali dan Allah selalu memberikan penguatan kepada Musa. (
Penolakan I 3:11, Jawaban 3:12; Penolakan II (3:13), Jawaban 3:14-22);
Penolakan III 4:1, Jawaban Kel 4:2-9; Penolakan IV 4:10, Jawaban 4:12).
Allah
begitu sabar untuk menanti kebebasan Musa dalam menjawab. Allah tidak membuat
Musa bak robot untuk memenuhi perintah Allah. Alasan Musa menolak pemanggilan
Allah:
1. Musa
rendah diri ( minder)
Adalah hal yang masuk akal bila Musa menyatakan ketidakmampuannya,
apalagi secara biologis, fisiknya kurang mendukung; usianya sudah 80 tahun
tatkala Tuhan memanggil sehingga dia merasa sudah tua dan rapuh dan berdaya.
Pernyataan yang disampaikan Musa merupakan satu ungkapan yang logis dari sudut
pandang manusia. Namun Tuhan menjawab "Bukankah Aku akan menyertai
engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau:..." (ayat
12). Ini menunjukkan bahwa Tuhan memberikan jaminan penyerataan kepada Musa dan
akan berkarya melalui hidup Musa. Bukankah kita sering berkata seperti Musa?
Berbagai dalih dan alasan kita kemukakan untuk menolak panggilan Tuhan dalam
hidup kita karena merasa tidak mampu, tidak punya bakat, sok sibuk dan
sebagainya. Adalah manusiawi bagi Musa menjadi gentar karena dari seorang
gembala domba dipanggil untuk menjadi pemimpin suatu bangsa yang besar. Itu
tidak mudah!
2. Musa memperkirakan bahwa bangsa Israel
akan menanyakan nama Allah yang mengutusnya. Ini mungkin terjadi karena semua
allah-allah asing mempunyai nama seperti Baal, Dagon, Asyera, dsb
3. Tuhan sudah berjanji akan menyertai
(Kel 3:12); Tuhan juga mengatakan bahwa Israel akan mendengar (Kel 3:18);
tetapi Musa tetap takut. Dalam Kel 2:11-14 ia pernah gagal, dan sekarang Musa
takut ia akan gagal lagi. Memang ‘takut gagal’ menyebabkan banyak pelayanan
terhalang! Misalnya: tidak memberitakan Injil karena takut gagal / ditolak.
4.
Kel 4:10 - “Lalu kata Musa kepada
TUHAN: ‘Ah Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulupun tidak dan sejak
Engkau berfirman kepada hambaMupun tidak, sebab aku berat mulut dan berat
lidah’”.
Kel
6:11b - “bagaimanakah mungkin Firaun akan mendengarkan aku, aku seorang
yang tidak petah lidahnya!”.
Kis 7:22
- “Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa
dalam perkataan dan perbuatannya”.
5.
Musa berkata: ‘Ah Tuhan, utuslah
kiranya siapa saja yang patut Kau utus’.
Kelihatannya
Musa tidak peduli siapa orang yang akan diutus oleh Allah; pokoknya bukan dia!
Ini sikap dari banyak orang kristen dalam rapat! Kalau ada suatu tugas yang
harus dilakukan, maka kita menyetujui siapapun yang diusulkan untuk menangani
tugas itu, pokoknya bukan kita! Ini sikap yang salah! Saudara harus memikirkan
orang yang tepat untuk pelayanan itu, dan kalau orang yang tepat itu adalah
diri saudara, maka saudara juga harus mau menerima tugas ./ pelayanan itu
Kader
muda sekalian dalam pemahaman teks ini, Jangan menolak panggilan Tuhan sekalipun
itu tidak menyenangkan saudara! Apapun alasan saudara, sekalipun itu mungkin
bisa membatalkan panggilan Allah, tetapi itu tidak akan menggoyahkan panggilan
Allah! Allah memberikan garansi/ asuransi/ jaminan akan keselamatan bagi siapa
yang merespon panggilanNya dalam kehidupan.
Allah
mempersiapkan tanah perjanjian itu kepada bangsa itu, walau sering bangsa itu
mengecewakan Allah, Bangsa itu selalu mengeluh dan tidak pernah bersyukur dalam
proses pelepasan terhadap bangsa itu. Namun dengan sabar Allah menutun
perjalanan umat itu. Bangsa Israel itu mendapatkan tantangan mulai dari cuaca
panas atau dingin, haus dan lapar, atu banyak tantangan yang mereka hadapi.
Begitu
juga dengan kita dalam menjalankan roda
organisasi kita di GMKI, terkadang kita
tidak setia terhadap tugas dan tanggungjawab kita dalam pergerakan kita. Atau bahkan kita tidak sadar kita dipanggil
Allah untuk menghadirkan Syalom Allah. Allah memakai kaum intelektual, kita
Mahasiswa untuk memberikan jawaban Allah disekitar kita.
No comments:
Post a Comment