Tuesday, 31 January 2017

PELAYANAN DALAM PENDERITAAN



“PELAYANAN DALAM PENDERITAAN”


 Kolose 1:24-29


Setiap umat manusia yang merupakan umat tebusan Allah melalui Yesus Kristus telah dipanggil keluar dari kegelapan menuju terang yang ajaib. Terpanggil menjadi orang-orang yang hidup di dalam terang dan menjadi berkat. Sebagai kaum muda kita terpanggil menjadi pelayan terlebih menjadi berkat dimanapun kita berada. Seorang Pelayan berarti tugasnya melayani, lalu apakah arti dari melayani? Kata melayani digunakan oleh Perjanjian Baru juga  dalam banyak arti. Ada empat macam kata yang digunakan dalam bahasa aslinya yaitu diakoneo, deuleo, leitourgeo, dan latreuo.
Diakoneo berarti menyediakan makanan di meja untuk majikan. Orang yang melakukannya disebut diakonos dan pekerjaannya disebut diakonia (Luk.17:8). Kata diakoneo berarti menggunakan karisma yang ada pada kita untuk kepentingan dan kebaikan orang lain.
Douleo adalah menghamba yang dilakukan seorang doulos (budak). Paulus memakai kata itu untuk menggambarkan bahwa kita yang semula menghamba pelbagai kuasa jahat, dibebaskan oleh Kristus supaya kita bisa menghamba kepada Kristus (Gal.4:1-11).
Leitourgeo berarti bekerja untuk kepentingan rakyat atau kepentingan umum sebagai lawan dari bekerja untuk kepentingan diri sendiri. Orang yang berbuat itu disebut leitourgos dan pekerjaan luhur itu disebut leitourgia.
Latreuo berarti bekerja untuk mendapat latron yaitu gaji atau upah. Latreia juga bisa berarti pemujaan untuk para dewa. Di Perjanjian Baru kata ini digunakan dalam arti menyembah atau beribadah kepada Tuhan (Mat. 4:10).
Berbagai kata ini digunakan oleh gereja abad pertama dengan arti melayani, mengabdi atau menghamba kepada Tuhan dan kepada orang lain, atau pola hidup yang bukan lagi hidup untuk diri sendiri. Apa sebabnya kita didorong untuk melayani Tuhan dan orang lain? Dasarnya adalah karena Yesus sendiri sudah melayani kita. Seluruh hidup Yesus selama 33 tahun ditandai oleh jiwa melayani. Tujuan hidupNya bukanlah dilayani melainkan melayani. Untuk itu kita dapat melihat pengertian melayani adalah mengosongkan diri dan menempatkan kepentingan sendiri di bawah kepentingan Tuhan dan kepentingan orang lain. Ini sungguh bertolak belakang dengan jalan hidup yang lazim dimana orang justru mengutamakan kepentingan diri sendiri.
Dalam zaman yang mementingkan kesenangan ini, banyak orang berpikir bahwa orang beriman semestinya tidak mengalami penderitaan. Namun menurut penulis George MacDonald, "Anak Allah telah menderita hingga mati. Bukan berarti manusia tidak mungkin menderita, tetapi mereka bisa mengalami penderitaan seperti yang dialami-Nya." Dalam Kolose 1:24, Rasul Paulus berkata bahwa penderitaan-penderitaannya menggenapkan "apa yang kurang pada penderitaan Kristus." Ini bukan berarti bahwa kematian Kristus tidak cukup untuk menyelamatkan kita. Ia menyatakan bahwa menderita bagi Tuhan adalah bagian dari mengikut Dia. Selama kita hidup untuk Kristus dan menyatakan pengurbanan-Nya pada dunia yang terhilang, kita akan mengalami penderitaan. Betapa menakjubkan teladan Rasul Paulus bagi kita! Ia tidak mengasihani diri sendiri, tapi justru bersukacita dalam penderitaannya bagi Kristus dan pengikut-pengikut-Nya. Ia tahu bahwa kesakitan dan penderitaannya tidaklah terlalu besar jika dibandingkan dengan hak istimewa yang ia terima untuk menjadi berkat bagi orang lain.
Banyak tantangan, rintangan dan kesulitan yang akan datang menghadang ketika kita akan tampil beda sebagai pengikut Kristus yang sejati. Pemberitaan tentang Kristus memiliki konsekuensi yang harus kita tanggung, namun sesulit apapun itu selama bersama Yesus kita pasti dapat melewatinya karena panggilan untuk melayani Kristus mencakup panggilan untuk menderita bagi Kristus.

No comments:

Post a Comment