BERSEKUTU DI DALAM DOA
Pengantar
Allah sumber damai sejahtera menyertai kamu sekalian. Ini
adalah ungkapan yang melegakan hati. Seandainya setiap kita bertemu dengan
orang-orang yang kita kasihi menyatakan salam ini, maka betapa damainya
perasaan orang tersebut, dan ia pun dapat tersenyum bahagia oleh karena salam
ini.
Namun dalam nas saat ini, salam ini seolah-olah dipakai
untuk menunjukkan penderitaan. Penderitaan oleh karena dianiaya atau dicekal
oleh orang-orang yang tidak menyukai Paulus, orang-orang yang tidak mau
menerima pemberitaan Paulus. Paulus menyatakannya sebagai orang yang tidak taat
di Yudea. Penderitaan yang dialami Paulus, bisa jadi berat, bisa jadi ringan,
karena dengan penderitaannya, dia memohon agar dia didoakan oleh
saudara-saudari yang percaya kepada Allah.
Doa adalah kekuatan. Doa adalah persekutuan. Ketika
Paulus memohon agar dia didoakan oleh saudara-saudari seiman, bukankah ini
adalah bentuk persektuan di dalam doa? Ketika pada minggu-minggu yang lalu kita
telah menjelaskan tentang persekutuan di dalam Allah, maka doa adalah salah
satu bentuk persekutuan di dalam Allah.
Pertanyaan yang muncul adalah, apakah kita sudah pernah
memohon doa kepada orang lain? Mengapa kita memohonnya? Bagaimana perasaan kita
setelah kita memohon doa dan berdoa bersama saudara/i kita? Berdoa bersama
dengan orang-orang yang kita kasihi, orang-orang yang memiliki iman kepercayaan
kepada Kristus mampu memberikan kelegaan, mampu meberikan kekuatan. Bahkan
Paulus menyatakan “agar beroleh kesegaran”.
Sahabat muda, masihkan doa menjadi kekuatan kita? Ataukah
kita telah mengabaikan doa, seolah-oleh semuanya kita hadapi dengan kekuatan
kita sendiri? Dengan demikian kita mengandalkan diri kita sendiri. Dengan
demikian, kita menganggap bahwa kita tidak membutuhkan orang lain untuk
menolong kita. Seharusnya, kita tidak dapat hidup tanpa olrang lain. Seharusnya
kita adalah hidup dalam persekutuan, dan doa menjadi salah satu media
persekutuan itu. Doa adalah tempat bergumul bersama-sama.
Adakah kita memiliki saudara atau sahabat yang mau selalu
bersama berdoa? Jika belum, seharusnya dari sekarang hal itu sudah dibentuk.
Jika belum, seharusnya dari saat ini kita mencari dan mau terbuka kepada orang
lain untuk menjadi satu persekutuan dengan kita di dalam doa.
Jarak tidak menjadi penentu bagi kita untuk bersekutu,
karena doa melingkupi segala alam raya. Maka, di manapun kita berada dengan
saudara-saudari kita, maka doa mampu menjangkau dan merangkul kita semua. Hal
ini sering kita lakukan ketika kita terpisah dengan orang tua, atau saudara
kandung kita, atau keluarga kita, maka kita mampu emndoakan mereka dan mereka
mendoakan kita, dalam hal inilah terbentuk persekutuan di dalam doa.
“Damai sejahtera dari Allah menyertai kamu sekalian”,
dapat kita sampaikan kepada siapapun dan di manapun di dalam persekutuan doa.
Dami sejahteraNya benar-benar hadir bagi kita semua.
No comments:
Post a Comment