Tuesday, 31 January 2017

BERSEKUTU DI DALAM DOA Roma 15: 30-33



BERSEKUTU DI DALAM DOA
Pengantar
Allah sumber damai sejahtera menyertai kamu sekalian. Ini adalah ungkapan yang melegakan hati. Seandainya setiap kita bertemu dengan orang-orang yang kita kasihi menyatakan salam ini, maka betapa damainya perasaan orang tersebut, dan ia pun dapat tersenyum bahagia oleh karena salam ini.
Namun dalam nas saat ini, salam ini seolah-olah dipakai untuk menunjukkan penderitaan. Penderitaan oleh karena dianiaya atau dicekal oleh orang-orang yang tidak menyukai Paulus, orang-orang yang tidak mau menerima pemberitaan Paulus. Paulus menyatakannya sebagai orang yang tidak taat di Yudea. Penderitaan yang dialami Paulus, bisa jadi berat, bisa jadi ringan, karena dengan penderitaannya, dia memohon agar dia didoakan oleh saudara-saudari yang percaya kepada Allah.
Doa adalah kekuatan. Doa adalah persekutuan. Ketika Paulus memohon agar dia didoakan oleh saudara-saudari seiman, bukankah ini adalah bentuk persektuan di dalam doa? Ketika pada minggu-minggu yang lalu kita telah menjelaskan tentang persekutuan di dalam Allah, maka doa adalah salah satu bentuk persekutuan di dalam Allah.
Pertanyaan yang muncul adalah, apakah kita sudah pernah memohon doa kepada orang lain? Mengapa kita memohonnya? Bagaimana perasaan kita setelah kita memohon doa dan berdoa bersama saudara/i kita? Berdoa bersama dengan orang-orang yang kita kasihi, orang-orang yang memiliki iman kepercayaan kepada Kristus mampu memberikan kelegaan, mampu meberikan kekuatan. Bahkan Paulus menyatakan “agar beroleh kesegaran”.
Sahabat muda, masihkan doa menjadi kekuatan kita? Ataukah kita telah mengabaikan doa, seolah-oleh semuanya kita hadapi dengan kekuatan kita sendiri? Dengan demikian kita mengandalkan diri kita sendiri. Dengan demikian, kita menganggap bahwa kita tidak membutuhkan orang lain untuk menolong kita. Seharusnya, kita tidak dapat hidup tanpa olrang lain. Seharusnya kita adalah hidup dalam persekutuan, dan doa menjadi salah satu media persekutuan itu. Doa adalah tempat bergumul bersama-sama.
Adakah kita memiliki saudara atau sahabat yang mau selalu bersama berdoa? Jika belum, seharusnya dari sekarang hal itu sudah dibentuk. Jika belum, seharusnya dari saat ini kita mencari dan mau terbuka kepada orang lain untuk menjadi satu persekutuan dengan kita di dalam doa.
Jarak tidak menjadi penentu bagi kita untuk bersekutu, karena doa melingkupi segala alam raya. Maka, di manapun kita berada dengan saudara-saudari kita, maka doa mampu menjangkau dan merangkul kita semua. Hal ini sering kita lakukan ketika kita terpisah dengan orang tua, atau saudara kandung kita, atau keluarga kita, maka kita mampu emndoakan mereka dan mereka mendoakan kita, dalam hal inilah terbentuk persekutuan di dalam doa.
“Damai sejahtera dari Allah menyertai kamu sekalian”, dapat kita sampaikan kepada siapapun dan di manapun di dalam persekutuan doa. Dami sejahteraNya benar-benar hadir bagi kita semua. 

No comments:

Post a Comment