Sunday, 19 March 2017

MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN MARTURIA HKBP


MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN MARTURIA HKBP
(Dalam rangka mewujudkan Tahun Pendidikan dan Pemberdayaan HKBP)

1.     Pendahuluan
HKBP adalah persekutuan orang-orang percaya kepada Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus yang dipanggil dari dalam dunia, dihimpun dan dikuduskan menjadi gereja, serta diutus ke dalam dunia memberitakan Injil Allah dalam Yesus Kristus dan menjadi berkat bagi dunia.
Bertitik tolak dari pernyataan di atas dan mengingat sudah 155 tahun usia HKBP, HKBP berdiri dari buah pemberitaan Injil yang disampaikan oleh misionaris Rheinische Missions Gessellschaft (RMG) dan dalam perjalanan sejarah HKBP telah berkembang ke seluruh Tanah Batak, Indonesia dan dunia. Itu pertanda HKBP selalu mempersembahkan dirinya menjadi alat Allah untuk melaksanakan misi Allah sebagaimana disaksikan oleh Alkitab berdasarkan iman, kasih dan pengharapan. Sambil mengingat Konfessi HKBP pasal 9 “ Tiap-tiap orang Kristen (HKBP) terpanggil menjadi saksi Kristus.” Itu berarti setiap warga dan pelayan HKBP terpanggil berzending. Dengan demikian HKBP melalui jemaat pelayan bersama-sama menunaikan tugas panggilan seturut dengan Amanat Agung Yesus Kristus (Matius 28:19-20).
Dalam ketaatan melaksanakan misi Allah ini, HKBP dipanggil senatiasa menghayati teladan melaksanakan misi Allah ini HKBP dipanggil senantiasa menghayati teladan Tuhan Yesus memberi, berbagi dan berkorban. HKBP juga senantiasa memberikan dirinya dibaharui sehingga mewujudnyatakan buah Roh yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri.
Untuk mewujudkan misi Allah di tengah-tengah gereja, maka salah satunya adalah tugas panggilan gereja dalam bidang pelayanan Marturia menggenapi misi tersebut. Diharapkan peningkatan kualitas pelayanan Marturia HKBP setiap saat sehingga apa yang menjadi Visi dan Misi HKBP dapat tercapai.
Melalui tahun orientasi pelayanan 2017 yakni “Pendidikan dan Pemberdayaan” maka lewat Lokakarya “Penginjilan, Liturgi dan Musik Gereja” HKBP semakin teruji kualitas pelayanan Marturia pada masa mendatang. Diharapkan hasil lokakarya ini akan juga dapat menjadi bahan masukan untuk pembuatan buku “Pedoman Pelaksanaan Marturia bagi Jemaat HKBP.”
2.     Pengertian Marturia
Pengertian marturia berasal dari bahasa Yunani, yaitu (martureo), kata-kata yang berakar dari kata martus, marturia dan marturion. Dalam Yoh: 21:24, Kis 1:22, dan 2 Ptr 1:6 dinyatakan bahwa para rasul adalah saksi-saksi utama tentang hidup, kematian, dan kebangkitan Kristus.
Dasar Alkitabiah dari marturia: Perjanjian Lama, dikenal dengan kata “saksi” yaitu: saksi dalam satu perjanjian (Bil 35:30, Ul 19:15), saksi dalam satu kejadian (Ul:51, Bil 23:18, Yes 8:2). Perjanjian Baru, murid-muridNya ditetapkan sebagai saksi bagiNya (Luk 24:48, Kis 1:8).
Secara sederhana kita melihat tugas dari marturia ini di dalam gereja yaitu memberitakan kesaksian (pewarta) dalam persekutuannya. Tugas gereja yang disampaikan oleh Yesus dalam Amanat Agung Yesus Kristus yang memberitakan injil (Mar 16:15, Mat 28:20). Untuk itu ada tiga yang perlu dipahami dalam bersaksi atau memberi kesaksian, yaitu :
·       Siapa yang mendapat tugas kesaksian ini? Tentunya tugas kesaksian ini dilakukan semua orang percaya. Semua orang percaya terpanggil menjadi “saksi-saksi injil”, baik personal maupun komunitas.
·       Apa yang disaksikan? Injil Yesus Kristus yang utuhlah yang disaksikan. Injil bukan mengenai sorga atau duniawi, tetapi kedatangan Yesus datang ke dunia ini membawa perubahan, yaitu pengampunan, kebebasan, kebenaran, dan kesejateraan yang dikehendakiNya.
·       Kemudian harus jelas juga sasaran atau tujuan dari kesaksiaan tersebut. Sudah pasti bahwa seluruh manusia dan segala mahluk (Mark 16:15). Untuk itu gereja perlu dengan jelas menempatkan posisinya sebagai: pengelolah, penguasa, dan pemelihara lingkungan hidup alam semesta ini.
Penginjilan yang baik bukanlah tentang metode penyampaian yang canggih melainkan lebih bagaimana kita mengasihi. Jika kita mengasihi Allah, kasih tersebut akan melimpah ruah. Jika kita membiarkan kasih Allah memenuhi hidup kita; kasih tersebutpun akan mengubah kita menjadi lebih berarti bagi sesama. Ketika kita bisa mengasihi sesama manusia, bahkan mengasihi musuh, kita akan mengerti apa yang mereka butuhkan dan mereka inginkan, dan kita juga akan lebih paham bagaimana menyampaikan kepada mereka perihal Yesus.
        Akhirnya, penginjilan bukan tentang menuntun kepada Kristus, melainkan juga tentang bagaimana cara gereja mengikuti Kristus sedemikian rupa sehingga siapapun yang memilih untuk mengikuti Kristus akan merasa diterima dan dihargai. Jadi, penginjilan bukanlah hal bagaimana membawa Injil kepada manusia, melainkan bagaimana bersama-sama dengan orang lain menemukan kehadiran Allah di dalam dunia.
Ada dua arah kesaksian gereja yang kita kenal akhir-akhir ini:
ü  Kesaksian ke dalam (internal)
Memberitakan injil  untuk membimbing dan mendewasakan gereja dan wargaNya agar diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik (2 Tim 3:15-17), sehingga mampu menjadi “saksi injil” ditengah-tengah lingkungan dan pekerjaan.
ü  Kesaksian ke luar (Eksternal)
Memberitakan injil kepada semua orang dan kepada semua mahluk dalam segala aspek kehidupannya. Dalam hal ini gereja harus dipahami dari fungsi profetis yakni nabi yang bertugas menyampaikan Firman Tuhan.
3.     Pelayanan Marturia di HKBP
Pelayanan Marturia di HKBP mencakup bagian dari pelayanan  yang dikatakan zending, ibadah dan musik. Sebenarnya yang tiga ini saja sudah sangat luas cakupannya dalam pelayanan Marturia. Tentunya pelayanan Marturia tersebut   mempengaruhi pertumbuhan iman semakin dewasa.
Dalam paparan di bawah ini akan menjelaskan bagaimana pelayanan zending secara eksternal, internal, ibadah/music dalam realita dan apa-apa saja yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan kualitas pelayanan Marturia HKBP.

3.1.          Pelayanan Zending Eksternal
a.      Sejarah awal
Sampai tahun 1940 (saat HKBP  Mandiri/Manjujung Baringinna) zending atau Pekabaran Injil HKBP manjadi prioritas pelayanan dari tingkat Hatopan /Kantor Pusat sampai ke jemaat-huria paling bawah. Mottonya : kita sudah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruslamat . Saatnya kita berzending juga kepada semua orang sampai mereka percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruslamatnya. Hal itulah yang membuat Pardonganon Mission Batak  (PMB) yang menjadi cikal bakal Seksi zending Hatopan HKBP yang kemudian menjadi Depatemen Zending HKBP terus bergiat dan bersemangat (bahkan berkobar-kobar) menunaikan tugas pelayanannya, baik oleh seluruh jajaran pelayan (pendeta, guru huria, bibelvrow, evanggelist dan sintua) dengan jemaat awam  (petani, pedagang, guru, pegawai, tentara, bahkan jemaat biasa) berlomba menjadi missionar-missionar lokal. Saat itu pertambahan orang percaya sangat signifikan di Tapanuli, Dairi, Samosir, Simalungun, Sumatera Timur, Medan atau Pulau Sumatera dan Jawa/ Indonesia (Pulau Mentawai, Nias dan Pulau Enggano) bahkan sampai ke luar negeri yaitu Sengoi di Malaysia. Artinya, setiap orang Kristen (HKBP wajib menjadi pelaku zending atau pekabar Injil (di tempatnya : desa, daerah transisi dan kota).

b.     Tahun 1940-1992
Semangat zending terus berkobar hingga ke pulau-pulau di daerah Riau. Saat itulah zending HKBP di bawah/dikelola  oleh HKBP melalui  Departemen zending dan berhasil membuka wilayah zending yang baru seperti Pulau Rupat, Trans. Pasir Pangarayan, Trans Air Molek Indragiri dan Bengkalis-Siak,Meranti. Sebagian dari wilayah zending ini sesuai dengan kemampuan dan keadaannya telah dimekarkan menjadi ressort misalnya Pasir Pangarayan, Estomihi, Zaitun Morini, Indragiri Air Molek, Siloam Kandis dan  Zaitun Kandis.

Catatan :
Sampai 1992, kemandirian pelayanan zending/pekabaran Injil menjadi modal utama berkembangnya pelayanan secara konsisten dan bahkan mampu membuka wilayah-wilayah yang baru (termasuk ke Suku Kubu di Jambi dulunya).


c.      Perkembangan Zending saat ini
Secara garis besar perkembangan sending saat ini  dibagi dalam dua bagian yaitu :
1.Perkembangan status zending HKBP mengalami perubahan dari Departemen zending HKBP menjadi Biro zending HKBP yang mana dibawah naungan Departemen Marturia HKBP sejak tahun 2004. Demikian juga mulai tahun 2003  (AP HKBP tahun 2002 dilaksanakan) Kollekte atau Persembahan ke Departemen sending yang dulu 2 kali 1 tahun (Turunnya Roh Kudus dan Pesta Natal ke 2) menjadi 1 kali saja (Turunnya Roh Kudus). Kemudian Pelaksanaan Pesta-pesta Sending di Huria, Ressort, Distrik dan Hatopan atau Pusat semakin jarang dilaksanakan. Begitu juga persembahan-persembahan lain untuk mendukung dana pelayan zending atau pekabaran Injil ini makin kurang diingat oleh seluruh HKBP, misalnya ucapan syukur dari jemaat dulu itu pertama ke zending HKBP tetapi sekarang makin jarang kedengaran di seantero HKBP. Selanjutnya  persembahan khusus sakrament perjamuan kudus sampai tahun 1992 itu disumbangkan mendukung pelayanan zending HKBP. Namun sesudah tahun 1992, hal itu semakin jarang dilakukan.

2. Keberadaan secara lembaga Biro Zending-Pekabaran Injil hingga ke lapangan zending (wilayah dipimpin oleh kordinator, pos dipimpin oleh pimpinan pos, yang dari sudut struktural hanya sebatas pelayan fungsional bukan sebagai  pelayan secara struktural seperti pimpinan huria-pendeta ressort) nampaknya kurang mengundang minat seluruh jenjang pelayan di HKBP (pendeta, Guru Huria, Bibelvrouw, Diakones, Evangelist, dan Sintua). Fakta ini didukung oleh keberadaan para pelayan di lapangan zending HKBP yang sampai saat ini mengalami kekurangan pelayan. Kemudian ada juga wilayah zending yang telah dimekarkan atau dimandirikan menjadi huria atau ressort kembali menjadi pos zending.  Itulah alasan mengapa empat tahun belakangan Biro zending HKBP memprogramkan peningkatan status jemaat dan pelayan di daerah pelayanan sending HKBP.

3.Rencana memandirikan Pos Zending PI bagi wilayah yang sudah berusia minimal 20 tahun  di distrik XXII Riau dan Sumbagsel pada tahun ini:

a.      HKBP Persiapan Ressort Khusus PKPE Pulau Enggano
b.     HKBP Persiapan Ressort Khusus Kacak Pulau Rupat – Riau Pesisir
c.      HKBP Persiapan Ressort Khusus DIRGA GKJ Trans.Pasir Pangaraian – Riau
d.     HKBP Persiapan Ressort Khusus MEGA Trasmigrasi Indragiri Air Molek, Pelelawan – Riau
Hal-hal yang perlu ditingkatkan  pelayanan zending :
1.     Peningkatan mutu Evangelisasi.
2.     Pemberian Beasiswa untuk Jemaat Zending.
3.     Menjajaki kembali daerah Zending yang baru (Riau, Bengkalis/Siak/Meranti, Kepulauan Riau/Batam, Kaltimsel-Kaltara).
4.     Pemberdayaan kepada pelayan zending
3.2 Pelayanan Zending Internal
·       Pelayanan zending HKBP secara internal semakin hari semakin sangat dibutuhkan. Ini mengingat dari kondisi keaktifan anggota jemaat HKBP sebagaimana data sampai tahun 2014 adalah :
1.     41 % Jemaat yang aktif dalam kegiatan gereja
2.     15 % hanya terdaftar (tidak aktif)
3.     20 % aktif di gereja lain
4.     24 % sesekali muncul di gereja
Dari data di atas, maka sudah waktunya HKBP memikirkan serius bagaimana pelayanan zending secara internal dapat berjalan dengan baik. Apa faktor-faktor penyebab dari anggota jemaat yang tidak aktif? Anggota jemaat yang aktif di gereja lain atau yang sesekali muncul di gereja? Berbagai alasan dijumpai bahwa pelayanan di HKBP  membosankan, monoton, tidak mengikuti perkembangan zaman, materi/uang saja yang dibicarakan, dll. 
Sebagaimana bila diperhatikan dari struktur yang ada di tengah-tengah jemaat bahwa salah satu dewan adalah dewan Marturia suatu organ yang memikirkan  dan melaksanakan kegiatan pemberitaan Injil di tengah-tengah jemaat dan masyarakat yang mencakup seksi Pekabaran injil dan seksi musik. Adapun seksi pekabaran injil adalah unit pelayanan yang didirikan oleh jemaat untuk memberitakan Injil ke lingkungan sekitar. Yang menjadi pertanyaan : sudah sejauhmana dewan Marturia, seksi pekabaran Injil dan seksi music melakukan tugas pelayanannya hingga saat ini? Di sini perlu sekali mendapat perhatian bagi kita semua agar fungsi dari dewan Marturia, seksi pekabaran Injil dan seksi music benar-benar menjawab akan keaktifan jemaat di tengah-tengah gereja semakin signifikan.







 








Rounded Rectangle: Menjalankan program pekabaran Injil HKBP 



Rounded Rectangle: Membuat evaluasi dan laporan berkala tentang pelaksanaan tugasnya untuk disampaikan kepada ketua Dewan Marturia dan Pimpinan Jemaat, sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan
 





Dari bagan di atas dapat dilihat bahwa seksi pekabaran Injil melakukan pemberitaan Injil baik keluar maupun ke dalam melalui menghimpun dana dan melaksanakan program-program sesuai dengan kemampuan jemaat setempat.
·       Pelayanan Tak terjangkau (Out reach) yang perlu sekali mendapat perhatian oleh HKBP, antara lain :
1. Pelayanan terhadap mahasiswa/I
2. Pelayanan terhadap buruh tani, pabrik, toko
3. Pelayanan terhadap pedagang kaki lima
4. Pelayanan terhadap pekerja professional
5. Pelayanan terhadap pemulung/becak/bus/ojek
6. Pelayanan terhadap narapidana (orang yang di penjara)
·       Pos Pelayanan
557 Pospel atau pos PI yang didirikan HKBP di beberapa distrik : Tabagsel, Silindung, Humbang, Humbang Habisaran, Toba, Sumatra Timur, Dairi, DKI Jakarta, Sibolga, Medan Aceh, Toba Hasundutan, Tanah Alas, Asahan Labuhan Batu, Tebing Tinggi Deli, Sumbagsel, Indonesia bagian Timur, Jabartengdiy, Bekasi, Kepri, Banten, Riau, Binjei-Langkat, Tanah Jawa, Jambi, Labuhan Batu, Kaltimsel, Deboskab, Riau Pesisir, Deli Serdang.
Dari penjelasan di atas, maka dibutuhkan keseriusan HKBP untuk memperlengkapi tenaga pelayan yang fulltimer dan dana yang tidak cukup sedikit untuk biaya operasional pospel tersebut sampai pada kemandirian menjadi jemaat yang penuh.
·       Izin Pendirian Rumah Ibadah
Tantangan izin mendirikan gereja  dialami oleh jemaat. Sehingga mereka melaksanakan ibadah di rumah-rumah maupun di ruko-ruko yang sudah lama sekali bertahan dan ini bisa mempengaruhi kesetiaan jemaat beribadah. Kemungkinan mereka tergoda untuk pindah gereja yang sudah mapan.
·       Masalah Intoleran
Tantangan dari kaum intoleran sangat terasa dalam kehidupan bergereja. Tidak sedikit gereja bergumul dalam iman untuk menghadapi sikap-sikap kaum intoleran bahkan sudah bertahun-tahun lamanya tidak memperoleh kebebasan beribadah. Apa sikap gereja terhadap kaum intoleran tersebut???
  




3.3            Ibadah/Musik Gereja
Jemaat sangat merindukan suasana ibadah di gereja maupun di kebaktian sector/wilayah adalah suasana yang sejuk, tenang dan membawa pada suatu persekutuan yang indah bersama Tuhan dan anggota jemaat. Jemaat HKBP yang berada di wilayah-wilayah yang berbeda-beda memiliki kekhasannya masing-masing, baik alam, geografis maupun sumber daya manusia. Apalagi pengaruh ilmu pengetahuan dan tehnologi yang sudah menyusupi kehidupan umat. Mau tidak mau, suka tidak suka atau setuju tidak setuju, HKBP sudah sepatutnya mengevaluasi diri dan membenahi diri agar ibadah/musik itu benar-benar bermanfaat bagi pertumbuhan spiritual jemaat.
Tantangan demi tantangan sudah berada di depan mata HKBP bahwa jemaat menginginkan perubahan dalam pelayanan ibadah/music:
a.      Jemaat merasakan pelayanan yang dilakukan HKBP hanya rutinitas atau seremonial.
b.     Pada umumnya gereja HKBP masih menggunakan Agenda HKBP dalam bahasa Indonesia atau bahasa Batak. Belum ada perubahan dalam agenda HKBP, padahal sudah waktunya perlu kita meninjau kembali (evaluasi) agar sesuai dengan kebutuhan oleh jemaat itu sendiri. Contoh : ibadah pemberangkatan anak sekolah/mahasiswa yang mau menghadapi ujian, ibadah pranikah, ibadah pernikahan yang perlu ada keseragaman, ibadah pra baptis, ibadah memasuki rumah baru, dll.
c.      Pelaksanaan dari ibadah menabur benih dan pesta gotilon hendaknya dihidupkan kembali agar jemaat dapat merasakan kehadiran Tuhan dalam pekerjaan sehari-hari secara khusus dalam kehidupan para petani.
d.     Pengaruh music dalam pendukung ibadah sangat besar. Apa bila music tidak dipersiapkan dengan baik, maka perjalanan ibadahpun akan terganggu. Sehubungan dengan itu hendaknya music disesuaikan dengan nyanyian gereja (Buku Ende HKBP/Nyanyian Buku Ende, Kidung Jemaat). Bahkan perlu dipersiapkan song leader untuk mendukung ibadah semakin berjalan dengan lancar dan baik.
e.      Tuntutan jemaat secara khusus kaum muda sangat menginginkan music Live (music band). Bagaimana gereja HKBP menyikapi ini??? Apakah gereja menyesuaikan keinginan jemaat atau sebaliknya bagaimana jemaat dibawa pada music yang membawanya pada persekutuan dengan Tuhan???

f.      Musik Box
Perlu dicermati apa urgensinya musik box digunakan dalam ibadah? Di satu sisi bisa membantu gereja yang tidak memiliki alat musik dan kemungkinan tidak ada pemain musiknya.Akan tetapi di sisi lain sumber daya manusia tidak lagi dimanfaatkan secara optimal bahkan hubungan emosional pemusik dengan jemaat dalam persekutuan tidak lagi terjadi.
g.     Nommensen Christian Center
Nommensen Christian Center yang dipercayakan kepada departemen Marturia untuk mengelolahnya disambut dengan baik. Sekarang ini kondisi NCC sudah membutuhkan renovasi dan menambah sarana prasarana untuk kebutuhan dari pusat pelatihan penginjilan, pusat musik HKBP, tempat Reatreat, Bible Study dan Outbond.

Rounded Rectangle: Sending ke luarUSULAN BAGAN TUGAS DEWAN MARTURIA :








 













KESIMPULAN
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan Marturia maka diperlukan :
1.     Revitalisasi pelayanan Marturia HKBP sangat diperlukan di tingkat local, resort dan di distrik.
2.     Memperluas daerah pelayanan zending ke seluruh penjuru
3.     Mempersiapkan para penginjil yang memadai untuk daerah zending
4.     Memperluas net working yang menunjang pelayanan Marturia (Badan Kerjasama Marturia = BKS Marturia Distrik ....; hubungan luar negeri; dll.)
5.     Pemetaan pelayanan Marturia dapat dikategorikan tiga bagian besar secara geografis : Kota, transisi, dan desa.
6.     Pemetaan pelayanan Marturia sesuai dengan kebutuhan jemaat.
7.     Penggunaan ilmu pengetahuan dan tehnologi menunjang kelancaran pelayanan Marturia.
8.     Mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam bidang penginjilan, liturgi dan musik gereja untuk studi formal maupun non formal.
9.     Meningkatkan kualitas pelayanan Nommensen Christian Center (NCC) untuk menunjang sarana prasarana tempat : latihan penginjilan, musik, retreat, outbond, Bible Study.


No comments:

Post a Comment