Wednesday, 21 November 2018

KONSELING GANGGUAN JIWA & OKULTISME


KONSELING GANGGUAN JIWA & OKULTISME[1]
(Membedakan Gangguan Jiwa dan Kerasukan Setan)

  1. Pandangan Umum 
Penderita gangguan jiwa di negara kita makin hari makin banyak saja, dari yang ringan sampai yang berat. Menurut hasil survei kesehatan di Indonesia  menyatakan 26 juta penduduk Indonesia mengidap gangguan jiwa dan 13,2 juta diataranya depresi. Sangat disayangkan pengetahuan masyarakat minim. Tidak sedikit yang bingung dan menyebut gangguan jiwa ini sebagai kerasukan setan. Sebaliknya, sebagian kaum profesional seperti dokter mengabaikan faktor-faktor spritual yang perlu diperhatikan saat memberi terapi. Buku ini sangat bagus karena menawarkan pendekatan holistik dan integratif untuk mendiagnosis apakah gangguan jiwa atau okultis.

  1. Gagasan-gagasan Pokok
Bab 1 membahas tentang ciri tidak sehat secara mental adalah individu yang tidak mampu menyesuaikan diri dalam empat area kehidupan.
1.      Tidak mampu berelasi secara sosial
2.      Mengalami ganggu emosial diantaranya depresi, mudah cemas, gangguan emosi karena gangguang seksual.
3.      Yang mengalami gangguan tidur , tidak mampu mengontrol berat badanya dan merusak tubuh lewat kebiasaan merokok berlebih, minum alkohol dan zat adaktif lainnya
4.      Mengalami mudah kelelahan dan kebosanan yang sangat dalam bekerja atau bekerja dengan berlebihan (workaholic)

Bab 2 kita diajak mengenal Skizofrenia. Skizofrenia adala penyakit kepribadiaan mengalami keretakan, alam pikir, perasaan, dan perbuatan individu terganggu. Orang awam sering menyebutnya dengan gila. Abad XIX lebih dipahami penyebabnya adalah faktor biologis namun abad XXX pendekatan psikologis yang beranggapan gangguan jiwa yang berasal dari pengaruh sosial, ketidakmampuan individu berelasi dengan lingkungan, dan disebabkan hambatan pertumbuhan sepanjamng kehidupan individu. 
Bab 3 membahas tentang kerasukan setan. Pemikiran dan kepercayaan pada roh dan setan-setan sudah ada dalam agama Israel kuno. Pemikiran ini makin subur pada abad pertama, kerasukan setan merupakan suatu peristiwa hadirnya roh jahat dalam kehidupan manusia dan dipercaya dapat menyebabkan kepribadian seseorang berubah. Pribadinya menjadi tidak sesuai dengan situasi lingkungan sosialnya. Kerasukan setan juga dipercaya sebagai suatu peristiwa yang membuat orang sakit secara fisik dan mental.
George Gibbs dalam tulisannya Demon Possesion and Psycopathology Four Models of Understanding, menyimpulkan pandangan tentang kerasukan setan ini ke dalam empat pemahaman/model.
1.      Model mitologisasi
Model ini melihat kerasukan setan sebagai sesuatu yang diterangkan, logis, dan gejalanya dapat diketahui.
2.      Model kategorial. Model yang memisahkan antara spritual dan psikologis. Kerasukan setan dianggap tidak ada hubungan dengan sakit mental.
3.      Model remitologi
Mereka yang menganut model ini cenderung melihat setan berada dibalik kepribadian buruk manusia.
4.      Model integrasi simbolik
Hal yang misterius dan yang tidak dapat dijelaskan adalah perkara suci dan rohani. Model in mendefinisikan sebagai beberapa fungsi alami individu yang mempunyai kekuatan mengambil ahli kepribadian.contohnya, nafsu jahat, kemarahan, kegusaran, candu dll.

Penyebab kerasukan biasanya didasarkan pad pengalaman religius seperti keyakinan bahwa Iblis merupakan alat Tuhan menghukum manusia memberontak kepada Allah. Misalnya, Raja Saul dalam 1 Samuel 16:14-16.



Ciri-ciri kerasukan setan
1.      Kisah kerasukan orang Gerasa ( Markus 5:1-20)
-          Sipenderita tidak mempunyai kemampuan untuk menjalankan kehidupannya secara normal ditengah masyarakat.
-          Ia memiliki kekuatan yang besar dan suka menggangu lingkungannya sehingga masyarakat mengikatnya dengan rantai belenggu
-          Ia suka menyiksa dirinya sendiri dengan cara memukuli dengan batu. Ia berteriak-teriak, menjerit, meraung atau menolong untuk mengatasi problem batinya.
-          Ia tidak mengenal identitas pribadi dengan benar.
-          Si penderita langsung sembuh/normal setelah Yesus memerintahkan setan-setan itu keluar dari dalam dirinya.
-          Yesus memindahan okultis ke babi-babi. Menurut kepercayaan kuno roh-roh jahat mempunyai tempat tertentu, dan mereka kebingungan  jika diusir pergi. Roh-roh itu memohon Yesus agar tidak mengusir  mereka jauh-jauh.
2.       Setan-setan bersembunyi
3.      Setan ada dalam diri anak kecil juga
4.      Roh setan mengganggu satu keluarga
5.      Kerasukan setan akibat sihir

Eksorsime: Pelayanan Pelepasan
Eksorsisme adalah pengusiran keluar roh-roh jahat dalam diri seseorang, dari suatu tempat, atau dari suatu tempat ke tempat lain. Yesus dalam pelayanannya banyak menggunakan eksorsime ini (Markus 1:23-27;Matius 15:2128; Matius 17:14-21). Disamping itu Yesus juga memberi kuasa dan memerintahkan murid-muridnya untuk mengusir setan-setan dalam pelayanan mereka (Lukas 10:1-18). Perintah Yesus kepada murid untuk mengusir setan membuat eksorsis menjadi salah satu bagian penting dalam pelayanan para Rasul (Lukas 10:1-18).

Prinsip pengalaman Yesus melakukan pengusiran setan:
1.      Yesus tidak pernah mencari-cari secara khusus orang yang dirasuk. Umumnya adalah mereka yang dibawa orang lain kepadaNya, atau kebetulan jumpa pada saat Ia pergi melayani ke suatu tempat.
2.      Yesus mengusir setan-setan dengan satu perkataan/kalimat pendek dan tegas mengusir setan-setan itu (Markus 9:25), dan Ia tidak banyak berargumentasi dengan setan-setan itu.
3.      Yesus bertindak melalui kuasa Roh Kudus (Matius 12:28), dengan iman, doa dan puasa (Markus 9:29, Matius 17:20).
4.      Dalam beberapa kasus Yesus memberi perintahNya berulang kali kepada setan-setan itu baru setan itu keluar dari korbannya (Markus 5:8; Lukas 11:14).
5.      Sebelum mengusir setan-setan itu (Lukas 4:35)
6.      Yesus memerintahkan supaya setan-setan jangan lagi memasuki korbannya setelah setan-setan itu keluar (Mark.9:25).
7.      Ia memberi perintah bukan kepada penderita tetapi kepada setan-setan itu.
8.      Yesus tidak hanya mengusir setan-setan itu tetapi juga menyembuhkan penyakit-penyakit lainnya jika ada (misalnya fisik seperti buta, lumpuh, dan sebagainya).
9.      Pernah suatu saat Yesus melakukan pengusiran setan dari jarak jauh (Matius 15:28)

Bab 4 Pendekatan Tradisonal Terhadap Gangguan Jiwa
Orang kerasukan pada umumnya bertingkah aneh, gaya bicaranya berubah, mempunyai kekuatan yang luar biasa, dan tidak sadar akan dirinya. Kelompok tradisional tidak bisa melepaskan pandangan hidupnya dari alam dan kepercayaanya terhadap roh termaksud memandang ro jahat sebagai sumber dari segala penyakit termaksud penyakit jiwa. Seperti halnya suku Dayak di Kalimantan yang berpikir mitis berpendapat kesengsaraan termasuk penyakit yang datang dari roh-roh jahat yang mengganggu hidup manusia, atau dari nenek moyang yang bermaksud menghukum manusia karena adanya pelanggaran.

Metode tradisonal yang dipakai:
1. Sesajen dan slametan
2. Memakai peran dukun dan eksorsisme
3. Pemujaan Leluhur

 Bab 5 Pendekatan Modern Terhadap Gangguan Jiwa
Pendekatan utama dari kelompok antiholistik adalah penekanan pada terapi farmakoterapi, psikoterapi dan mileutherapi dan mengabaikan pendekatan religius.
Konsekuensinya adalah mereka mendekati penyakit cukup dengan obat-obatan dari psikoterapi.
Penolakan terhadap pendekatan antiholistis juga dilakukan oleh sekelompok orang Krsiten dengan membaca Alitab dan doa, karena psikologi dan psikiatri ini kemungkinan besar karena trauma disebagian kalangan Kristen terhadap ilmuwan tertentu yang anti agama Kristen. Kekurangan pendekatan antiholistik yakni kurang memahami peran simbol dalam masyarakat tertentu dan terbatasnya bahasa dalam mengungkapkan fenomena tertentu dari kerasukan.

Bab 6 Pendekatan Holistik terhadap Gangguan Jiwa
Pendekatan holistis melihat individu sebagai satu sistem organisme. Sebagai satu organisme, individu dianggap lebih daripada kumpulan dari bagian-bagiannya. Menurut prinsip ini, sebuah gangguan kecil pada bagian tubuh manusia dapat menggangu perkembangan dan tingkah laku.

Dalam sejarah ada beberapa perkembangan terhadap jiwa:
1.      Pendekatan spritual. Sejak zaman purba sampai abad 19 penyakit mental dipandang terutama sebagai masalah moral dan spritual. Mereka dianggap sebagai kerasukan roh.
2.      Pendekatan biologis. Pendekatan gangguan jiwa disebabkan adanya kelainan otak pasien.
3.      Pendekatan Psikologis
Pendekatan yang mengganggap gangguan jiwa datang karena pengaruh sosial, ketidak mampuan individu berelasi dengan lingkungan dan disebabkan hambatan pertumuhan dalam sepanjang kehidupan individu.
4.      Pendekatan Holistis (multi dimensional). Pendekatan biopsychosocial melihat bahwa kesehatan  dan penyakit dihasilkan dari pelbagai aspek yang berkaitan, yani aspek biologis, dan sosial
Hambatan pendekatan holistis adalah hambatan budaya, infrasruktur yang terbatas dan hambatan dalam memperoleh informasi.

Bab 7 Membedakan Gangguan Jiwa dan Kerasukan Setan
1.      Kerasukan setan tidak menggena dirinya dengan benar
2.      Ada bukti pengetahuan dan intelektualitas baru yang sebelumnya tidak dimiliki si korban
3.      Dia memiliki keinginan yang kuat untuk mengkutuk dan menghujat Allah
4.       Ia memiliki kekuatan yang besar sehingga dapat memutuskan rantai pengikatnya.
5.      Orang tersebut langsung sembuh/normal setelah setan diusir dari dalam dirinya.
6.      Saat proses penyembuhhan terjadi pemindahan okultis dari tubuh si penderita ke bagian lain.

Gejala kerasukan setan yang mirip dengan gangguan skizofrenia
1.      Ada keinginan yang kuat untuk bunuh diri
2.      Adanya waham (delusi), halusinasi, bicara terdisorganisasi, gejala negatif dan terjadinya disfungsi sosial/pekerjaan
3.      Penderita mudah curiga, cenderung depresi, cemas, tegang, gampang marah, cepat tersinggung, dan perasaannya mudah  berubah, mengalami gangguan makan dan sulit tidur.
4.      Ada masanya penderita kehilangan energi dan motivasi, lebih sulit mengingat dan berkonsentrasi.
5.      Umumnya mereka mengalami halusinasi yakni si penderita mendengar, melihat, mencium, atau merasakan sesuatu yang sebenarnya tiak ada.
6.      Penderita menjadi pasif dan tidak ada perhatian pada keluarga atau lingkungannya.

  1. Tanggapan Kritis
1.      Mengkritisi model yang ditawarkan dibab 3 tentang model yang  ditawarkan. Penulis menawarkan model holistik yang melihat aspek psikologis, aspek spritual dan aspek medis secara bersamaan.
2.      Buku ini tidak terlalu mendetail menjelaskan penyebab okultisme. Dalam  buku Yerri B. Kana Menyikap Tabir Kegelapan menerangkan bahwa penyebab okultisme:
-          Setiap orang dapat diserang dan dikuasai oleh roh-roh jahat jika memang melibatkan dirinya sendiri dengan kuasa gelap baik sebelum maupun sesudah berobat.
-          Melalui kutuk turunan, warisan dari nenek moyang
-          Perbuatan orang lain seperti santet dan guna-guna.
-          Bekal yang diterima dari orangtua seperti jimat, misalnya sebelum merantau disuruh minum air yag sudah dimanterai oleh dukun tertentu.[2]

  1. Tawaran Konstruksi PAK
Belajar dari pengalaman Pdt. Cyrellus Simanjuntak  di HKBP Lumbanlobu bukakan sebatas penginjilan terhadap masyarakat animisme dan melawan pengaruh okultisme. Beliau melakukan penatalayanan terhadap para majelis gereja yang merangkap tugas sebagai Guru Sekolah Dasar untuk dibina menjadi Guru Sekolah Minggu.
Peningkatan hidup spritualitas jemaat dilakukan dengan cara melakukan ibadah kebaktian wilayah (wijk). [3] Pendekatan ini penting karena membekali warga jemaat tentang bahaya dari okultisme. Tujuan akhir dari pendekatan ini adalah pemahaman dan pengertian yang sebenarnya tentang diri sendiri yang lebih tinggi yang kemudian akan menghasilkan pencerahan dan kebijaksanaan yang mendekatkan diri pada sang pencipta.[4]
Iblis bukanlah kuasa atau pengaruh melainkan oknum yang memiliki kuasa dalam dunia dan dalam hati manusia. Dalam bahasa ibrani disebut Satan artinya musuh, lawan, pendakwa. Dalam bahasa Yunani Satanas artinya lawan. Iblis hendak menguasai segenap kehidupan manusia. 8 serangan iblis dalam hidup manusia:
a.                   Mencobai manusia agar jatuh dalam dosa
Iblis senantiasa mencari jalan menggoda manusia untuk tidak percaya dan bergantung padaTuhan. Iblis selalu berusaha menggoda dan mempengaruhi jiwa dan pikiran orang percaya untuk menuruti kehendaknya. Ia disebut penggoda (Yunani: ho peirazon) Mat 4:3; 1 Tes 3:5. Ia dapat menyamar sebagai malaikat terang sebagai umpang agar manusia jatuh dalam kuasanya. Calvin menuliskan bagaimana Iblis menggiring manusia kedalam kejahatan dan kebinasaan. Manusia ibarat seekor kuda dimana Allah dan Iblis adalah penunggangnya. Jika Allah yang menungganginya maka kuda itu akan menggiring kuda dengan tenang dan dibawanya ke jalan lurus. Jika Iblis penunggangnya, ia akan menggiring kuda dengan cara yang bodoh dan kasar. Dia pun digiring ke dalam lubang, dijerumuskan ke dalam jurang dan dihasutnya menjadi nakal dan liar.
b.                   Membinasakan hidup rohani manusia
Iblis itu seperi singa yang kedatangannya dapat membahayakan hidup rohani manusia (1 Pet 5:8), ia seperti pencuri (Mat 13:19) membutakan mata rohani manusia sehingga manusia tidak mengenal berita Injil (II Kor 4:4, Kis.26:18). Iblis betapa licik menipu manusia (BE.272:2).
c.                   Mengakibatkan kelemahan dan penyakit jasmani dan gangguan jiwa
Dalam PB ada penyakit yang diakibatkan oleh iblis (Mat.12:22; Mark 9:17; Luk 13:16; 2 Kor 12:7) Contoh-contoh penyakit dan gangguan jiwa yang disebabkan oleh kuasa Iblis (Mat 4:24; 8:16; 28-34; Mark 1:32; 5:15; 9-17-26). Namun, bukan berarti semua penyakit diakibatkan oleh kuasa Iblis.
d.                  Membuatakan mata rohani dan mencuri firman dari hati manusia
Banyak orang yang tidak mau percaya akan berita Injil karena hati dan fikirannya telah dibutakan oleh Iblis (2 Kor 4:4; Ef.4:18). Iblis berusaha mengambil dan mencuri firman yang telah ditabur agar tidak sempat berakar dan bertumbuh. Tidak suka membicarakan hal-hal rohani.
e.                   Bekerja dalam bidang agama atau kepercayaan manusia
Pengaruh iblis atau agama dan aliran kepercayaan mengakibatkan pengajaran dan praktik agama atau aliran kepercayaan tersebut bertolak belakang dengan kebenaran firman Tuhan (praktek okultisme). Selain dalam bidang agama, Iblis juga bekerja dalam bidang politik (Wahyu 12-13), seni budaya dan bidang kehidupan lainnya.
f.       Mendakwa orang percaya
Iblis berusaha mendakwa kita atas dosa-dosa masa lalu, atas kelemahan-kelemahan kia untuk mengecilkan hati kta bahwa kita tidak layak dan agar kita meragukan pengampunan Tuhan.
g.      Membuat kita putus asa dan meragukan kebaikan dan kasih Tuhan
h.    Menimbulkan perselisihan di kalangan hamba Tuhan atau jemaat. [5]

  1. Penutup
Buku ini menarik karena mampu membedakan antara gangguan jiwa dan okultism. Penulis buku sangat tidak sepakat kalau gangguan jiwa disebabkan oleh okultism. Buku ini membantu penanganan kepada orang okultism  dalam proses pemulihannya dengan memperlihatkan ciri dari okultisme tersebut baik dari segi Firman Tuhan dan pengalaman pengalaman pelepasan dari penulis buku ini.



[1] Julianto Simanjuntak, Konseling Gangguan Jiwa dan Okultism (Jakarta: Gramedia, 2008), 1-176
[2] Yerru B. Kana, Menyikap Tabir Kuasa Kegelapan  (Jakarta: GPIN Eben Haezer, 2011), 3.
[3] Cyrellus Simanjuntak, Pendidik Misionaris dan Motivator  (Jakarta: Gunung Mulia, 2008), 37-38.
[4] Artawijaya, Gerakan Theosofi di Indonesia (Jakarta: Al-Kautsar, 2010), 336.
[5] M.Siregar,Pedoman Pemuridan dan Pertumbuhan Rohani (Pematangsiantar:L-SAPA STT HKBP, 2009), 223-237


No comments:

Post a Comment