Kejatuhan Yerusalem, Pembuangan dan Kembalinya dari
Pembuangan
I.
Pengantar
Dalam artikel
ini yang membahas tentang jatuhnya Yerusalem, pembuangan serta kembalinya dari
pembuangan Babel, dimana penulis disini mencoba menjelaskan atau
menginformasikan bagaimana perdebatan-perdebatan para ahli dalam mengalih ulang
tentang kejatuhan Yerusalem ke tanah pembuangan Babel. Dalam perdebatan para
ahli ini mereka saling beradu pendapat mengenai bangsa Israel setelah mereka
bebas atau keluar dari pembuangan Babel, dan isu-isu yang datang mengenai
setelah pembuangan para ahli ada yang mengatakan mereka tidak kembali ke Kanaan
melainkan pergi ke suatu tempat yang baru. Isu-isu dan perdebatan inilah yang
ingin dilihat kembali kebenarannya.
II.
Isi
Bacaan
Pada
abad kejatuhan Yerusalem (2 Raja-raja 25:1-21; Yer 39:1-18; 52:4-8) bagaimana
hubungan Yerusalem dan kota-kota yang jelas masih terlihat berdiri di Yehuda
yakni kota yang bernama Lakhis dan Azeka (Yer. 34:7). Ada yang mengusulkan
bahwa nabi ini tidak lain adalah Yeremia yang memang pada dulunya aktif pada
masanya. Dalam hal ini seseorang yang bernama Konya pergi ke Mesir untuk
menegosiasikan bantuan militer Mesir apabila terjadi pengepungan oleh tentara
Babel. Memang pada kenyataannya Mesir memberikan bantuan berupa pasukan
militer, walaupun tidak dapat menyelamatkan dan mempertahankan Yerusalem dari kejatuhan
atau kehancuran (Yer 37:5-8). Disini terdapat cerita tentang sebuah surat yang
ditujukan Hosaya kepada komandan Lakhis yang berisikan: kami menunggu isyarat Lakhis, seturut semua petunjuk yang telah
diberikan tuanku, karena kami tidak dapat melihat isyarat Azeka. Artinya
bahwa Hosaya tidak lagi dapat melihat sebuah isyarat api yang daripada kota
Azeka, melainkan hanya tergantung kepada isyarat dari Lakhis. Ada kemungkinan
hal ini menunjukkan situasi segera setelah periatiwa dalam Yeremia 34:7 dimana
raja Babel berperang melawan Yerusalem dan segala kota yang berada di Yehuda
dan yang tersisa hanyalah Lakhis dan Azeka yang disebut sebagai kota berkubu.
Dan kota yang dapat bertahan hanya Lakhis berkat isyarat dari Azeka, dengan
demikian kita memperoleh gambaran yang dramatis mengenai jatuhnya kota-kota
Yehuda satu per satu ke tangan tentara Nebukadnezar. Namun bebarapa lama
kemudian melalui bukti dari penemuan arkeologi yang mengatakan pada akhirnya
Lakhis sendiri jatuh dan hancur oleh api. Pada tahun 597 ketika Yerusalem
sedang dikepung oleh bangsa Babilonia terkhusus penduduk elit dan para pekerja
yang terampil langsung diasingkan ke pembuangan Babel. Pada tahun 586 tercatat
banyaknya jumlah yang diasingkan ke pembuangan hanya 832 orang, dan dilanjutkan
pada tahun berikutnya 582 SM ketika dalam perjalanan ke Razzia sebanyak 745
orang kembali ditangkap. Gedalya yang jelas disebut-sebut menjadi gubernur di
Mizpa oleh orang Babel setelah kejatuhan Yerusalem (2 Raja-raja 25:22-24;Yer
40:5-6).
Beberapa
tinjauan dan pengalian lainnya juga menunjukkan ganasnya serangan dari
Nebukadnezar tahun 588-587 Sm. Di banyak tempat penghunian terhenti secara drastis
pada masa itu dan beberapa tempat sama sekali tidak pernah didiami lagi sampai
masa sesudah pembuangan, dan beberapa tempat tidak pernah didiami lagi.
Beberapa pengecualian sejumlah kota di Benyamin terutama Mizpa yang menurut
Alkitab bertahan dan dijadikan markas besar bagi gubernur yang ditunjuk Babel
(2 Raj. 25:23). Hingga saat ini pun belum ada bukti yang ditemukan mengenai
penghancuran Yerusalem sendiri. Namu tahun 1980 pengalian di Yerusalem
menyingkapkan sisa-sisa dari dri sebuah menara itu ditemukan kayu hangus dan
terdapat sejumlah kepala panah.
III.
Analisa
Kesempatan
bagi orang Yahudi di pembuangan untuk kembali ke Yehuda tiba pada tahun 539 sM,
ketika Babel ditaklukkan Kores seorang raja dan sekaligus pendiri kemaharajaan
Persia. Dalam hal ini Kores memberikan titah yang memberikan izin kepada orang
Yahudi kembali ke tanah air mereka dan memberi wewenang untuk membangun kembali
Bait Suci di Yerusalem (Ezr 1:2-4; 2 Taw 36:23). Pokok penting yang
dibentangkan di Ezra termasuk penting dalam sejarah Yahudi mengenai kembalinya
sisa bangsa tersebut yang terjadi pada tahun 536 sM, yaitu pada masa terakhir
perbudakan 70 tahun lamanya. Baik tentang pembuangan an kembalinya bangsa itu,
dan semuanya telah dinubuatkan sebelum terjadi (Yer 25:11-12; 29:10-11).
Mengenai
jumlah atau sisa bangsa yang kembali menurut Ezr 2 adalah 33 kelompok anggota
keluarga dengan jumlah 24.144 orang dan ditambah dengan imam sebanyak 4.289.
kemudian ditambah lagi dengan rombongan orang Lewi dan yang lainnya berjumlah
1.385. jika dihitung ketiga rombongan tersebut berjumlah 29.818, namun itu
hanya jumlah laki-laki saja. Seluruh jumlah orang itu bersama-sama ada 42.360
orang, selain dari budak mereka laki-laki dan perempuan yang berjumlah 7.337
orang (2:64-65. Jadi jumlah keseluruhannya laki-laki dan perempuan dan semua
hamba ada 49.697 maka sisa bangsa itu dapat dibulatkan menjadi 50.000 orang.
Pada
tahun 536 ada 50. 000 orang yang telah kembali atas anjuran raja Koresy. Mereka
kembali di bawah pimpinan Zerubabel (2:2), yakni seorang yang termasuk
keturunan raja Yehuda. Kira-kira 80 tahun kemudian yakni tahun 456 sM menyusul
serombongan lagi.[1]
[1] J.
Sidlow Baxter, Mengali Isi Alkitab:
Kejadian Samapai dengan Ester, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih,
1993), hlm.428-429
No comments:
Post a Comment