Sunday, 28 April 2019

Kejatuhan Yerusalem, Pembuangan dan Kembalinya dari Pembuangan


Kejatuhan Yerusalem, Pembuangan dan Kembalinya dari Pembuangan
I.                    Pengantar
Dalam artikel ini yang membahas tentang jatuhnya Yerusalem, pembuangan serta kembalinya dari pembuangan Babel, dimana penulis disini mencoba menjelaskan atau menginformasikan bagaimana perdebatan-perdebatan para ahli dalam mengalih ulang tentang kejatuhan Yerusalem ke tanah pembuangan Babel. Dalam perdebatan para ahli ini mereka saling beradu pendapat mengenai bangsa Israel setelah mereka bebas atau keluar dari pembuangan Babel, dan isu-isu yang datang mengenai setelah pembuangan para ahli ada yang mengatakan mereka tidak kembali ke Kanaan melainkan pergi ke suatu tempat yang baru. Isu-isu dan perdebatan inilah yang ingin dilihat kembali kebenarannya.
II.                Isi Bacaan
Pada abad kejatuhan Yerusalem (2 Raja-raja 25:1-21; Yer 39:1-18; 52:4-8) bagaimana hubungan Yerusalem dan kota-kota yang jelas masih terlihat berdiri di Yehuda yakni kota yang bernama Lakhis dan Azeka (Yer. 34:7). Ada yang mengusulkan bahwa nabi ini tidak lain adalah Yeremia yang memang pada dulunya aktif pada masanya. Dalam hal ini seseorang yang bernama Konya pergi ke Mesir untuk menegosiasikan bantuan militer Mesir apabila terjadi pengepungan oleh tentara Babel. Memang pada kenyataannya Mesir memberikan bantuan berupa pasukan militer, walaupun tidak dapat menyelamatkan dan mempertahankan Yerusalem dari kejatuhan atau kehancuran (Yer 37:5-8). Disini terdapat cerita tentang sebuah surat yang ditujukan Hosaya kepada komandan Lakhis yang berisikan: kami menunggu isyarat Lakhis, seturut semua petunjuk yang telah diberikan tuanku, karena kami tidak dapat melihat isyarat Azeka. Artinya bahwa Hosaya tidak lagi dapat melihat sebuah isyarat api yang daripada kota Azeka, melainkan hanya tergantung kepada isyarat dari Lakhis. Ada kemungkinan hal ini menunjukkan situasi segera setelah periatiwa dalam Yeremia 34:7 dimana raja Babel berperang melawan Yerusalem dan segala kota yang berada di Yehuda dan yang tersisa hanyalah Lakhis dan Azeka yang disebut sebagai kota berkubu. Dan kota yang dapat bertahan hanya Lakhis berkat isyarat dari Azeka, dengan demikian kita memperoleh gambaran yang dramatis mengenai jatuhnya kota-kota Yehuda satu per satu ke tangan tentara Nebukadnezar. Namun bebarapa lama kemudian melalui bukti dari penemuan arkeologi yang mengatakan pada akhirnya Lakhis sendiri jatuh dan hancur oleh api. Pada tahun 597 ketika Yerusalem sedang dikepung oleh bangsa Babilonia terkhusus penduduk elit dan para pekerja yang terampil langsung diasingkan ke pembuangan Babel. Pada tahun 586 tercatat banyaknya jumlah yang diasingkan ke pembuangan hanya 832 orang, dan dilanjutkan pada tahun berikutnya 582 SM ketika dalam perjalanan ke Razzia sebanyak 745 orang kembali ditangkap. Gedalya yang jelas disebut-sebut menjadi gubernur di Mizpa oleh orang Babel setelah kejatuhan Yerusalem (2 Raja-raja 25:22-24;Yer 40:5-6).
Beberapa tinjauan dan pengalian lainnya juga menunjukkan ganasnya serangan dari Nebukadnezar tahun 588-587 Sm. Di banyak tempat penghunian terhenti secara drastis pada masa itu dan beberapa tempat sama sekali tidak pernah didiami lagi sampai masa sesudah pembuangan, dan beberapa tempat tidak pernah didiami lagi. Beberapa pengecualian sejumlah kota di Benyamin terutama Mizpa yang menurut Alkitab bertahan dan dijadikan markas besar bagi gubernur yang ditunjuk Babel (2 Raj. 25:23). Hingga saat ini pun belum ada bukti yang ditemukan mengenai penghancuran Yerusalem sendiri. Namu tahun 1980 pengalian di Yerusalem menyingkapkan sisa-sisa dari dri sebuah menara itu ditemukan kayu hangus dan terdapat sejumlah kepala panah.

III.             Analisa
Kesempatan bagi orang Yahudi di pembuangan untuk kembali ke Yehuda tiba pada tahun 539 sM, ketika Babel ditaklukkan Kores seorang raja dan sekaligus pendiri kemaharajaan Persia. Dalam hal ini Kores memberikan titah yang memberikan izin kepada orang Yahudi kembali ke tanah air mereka dan memberi wewenang untuk membangun kembali Bait Suci di Yerusalem (Ezr 1:2-4; 2 Taw 36:23). Pokok penting yang dibentangkan di Ezra termasuk penting dalam sejarah Yahudi mengenai kembalinya sisa bangsa tersebut yang terjadi pada tahun 536 sM, yaitu pada masa terakhir perbudakan 70 tahun lamanya. Baik tentang pembuangan an kembalinya bangsa itu, dan semuanya telah dinubuatkan sebelum terjadi (Yer 25:11-12; 29:10-11).
Mengenai jumlah atau sisa bangsa yang kembali menurut Ezr 2 adalah 33 kelompok anggota keluarga dengan jumlah 24.144 orang dan ditambah dengan imam sebanyak 4.289. kemudian ditambah lagi dengan rombongan orang Lewi dan yang lainnya berjumlah 1.385. jika dihitung ketiga rombongan tersebut berjumlah 29.818, namun itu hanya jumlah laki-laki saja. Seluruh jumlah orang itu bersama-sama ada 42.360 orang, selain dari budak mereka laki-laki dan perempuan yang berjumlah 7.337 orang (2:64-65. Jadi jumlah keseluruhannya laki-laki dan perempuan dan semua hamba ada 49.697 maka sisa bangsa itu dapat dibulatkan menjadi 50.000 orang.
Pada tahun 536 ada 50. 000 orang yang telah kembali atas anjuran raja Koresy. Mereka kembali di bawah pimpinan Zerubabel (2:2), yakni seorang yang termasuk keturunan raja Yehuda. Kira-kira 80 tahun kemudian yakni tahun 456 sM menyusul serombongan lagi.[1]



[1] J. Sidlow Baxter, Mengali Isi Alkitab: Kejadian Samapai dengan Ester, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1993), hlm.428-429

No comments:

Post a Comment