PERAN PROFESI IBU DALAM
KELUARGA
Keluarga adalah tempat pertumbuhan
dan perkembangan setiap orang. Didalam keluargalah tercipta pribadi-pribadi
yang bermoral dan memiliki iman yang baik melalui pendidikan didalam keluarga.
Kualitas didikan yang baik akan tercermin melalui tingkah laku seseorang.
Kondisi keluarga yang nyaman serta kehangatan yang terjalin antara setiap
anggota keluarga merupakan modal utama untuk membangun keluarga yang baik. Keluarga
yang utuh biasanya terdiri dari Ayah, Ibu dan anak-anak.
Dalam keluarga seorang Ayah
berperan sebagai pemimpin rumah tangga yang memberikan perlindungan kepada
anggota keluarga, menafkahi dan bertanggung jawab atas kesejahteraan keluarga.
Sedangkan seorang Ibu berperan sebagai pedamping ayah, yang bertanggung jawab
atas urusan rumah tangga seperti mengurus rumah dan mengurus anak-anak.
Sudah semestinya seorang Ayah dan
Ibu melaksanakan tugasnya sesuai kedudukannya masing-masing. Namun, di zaman
sekarang ini peranan Ayah dan Ibu mengalami pergeseran. Kondisi seperti inilah
yang menuntut Ayah dan Ibu untuk mampu memainkan peranan ganda atau muti
fungsi. Pergerseran peranan Ayah dan Ibu dapat terjadi apabila adanya
perpisahan antara Ayah dan Ibu baik melalui perceraian maupun kematian. Hal-hal
seperti ini mendesak Ayah dan Ibu harus memiliki peranan yang fleksibel agar
sang anak tidak merasakan kehilangan peranan dari Ayah dan Ibu.
Jika dalam keluarga kehilangan
sosok Ayah, maka Ibu harus siap untuk berperan ganda, tidak hanya mengurus urusan
rumah tangga, Ibu juga harus mencari nafkah dan memebuhi kebutuhan dasar rumah
tangga. Jika dilihat secara terbuka, peranan Ibu sangatlah penting dan sulit
dibandingkan seorang Ayah. Seorang Ibu dituntut mengajarkan anaknya tentang
dasar-dasar pendidikan yang baik guna memberikan pembekalan sejak dini kepada sang
anak, sehingga ketika dewasa ia akan mampu menghadapi kesukaran yang ada.
Betapa sulitnya menjadi seorang
Ibu, dibutuhkan banyak keahlian ditambah lagi dengan peranan ganda yang harus
dilakukan untuk menggantikan sosok suami dan Ayah dari anak-anak. Dalam
keluarga Ibu memainkan banyak peran dan menjadi teladan atau contoh kepada
anak-anaknya, kekuatan dan integritas yang dimiliki seorang Ibu dapat
mempengaruhi psikologi sang anak yang akan juga berpengaruh kepada masa depan
anak.
IBU
SEBAGAI MENTERI PENDIDIKAN
Ibu bertanggungjawab atas segala
pendidikan yang akan diberikan kepada anak baik pendidikan secara jasmani
maupun rohani. Allah memberikan tanggung jawab yang besar bagi setiap perempuan
untul menjadi seorang Ibu. Pendidikan yang utama ialah tentang pertumbuhan dan
perkembangan iman seorang anak. Mengenal dan memperlajari firman Tuhan
merupakan dasar utama (Ulangan 4:20, Efesus 6:4).Mengetahui kebenaran Alkitab yang
akan mempengaruhi cara pandangnya mengenai dunia (Mazmur 78:5-6). Pendidikan
rohani ini banyak sekali ditinggalkan oleh single parent yang memfokuskan
perhatiannya terhadap karir, sehingga kebutuhan rohani sang anak sangatlah
minim, maka dari itu pendidikan rohani sang anak tidaklah boleh dianggap
sepele.
Ibu juga mengajarkan tentang
pentingnya kedisiplinan, mengenalkan dan mengajarkan tentang takutnya akan
Tuhan dan beribadah dengan saleh, menentukan batasan-batasan yang boleh
dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan seorang anak/ baik buruknya dalam
suatu tindakan, mengajarkan sang anak dengan ketegasan namun tetap menerapkan
kasih didalam pengajarannya, memberikan hukuman
(punishment) jika melakukan kesalahan namun dalam porsi yang baik dan benar
serta mendidik (Ibrani 12:5-11, Amsal 13:24; 19:18; 22:15; 23:13-14; 29:15-17).
Seorang Ibu harus mampu mengenali
kemampuan dan kelemahan anaknya, mengetahui apa yang menjadi keterampilan dan
minat sang anak. Serta membimbing anaknya didalam bakatnya agar bakat yang dimiliki
anaknya dapat tersalur, berkembang, dan menjadi individu yang berkualitas baik
di mata masyarakat ataubahkan di Hadapan Nya di Jalan Nya (Amsal 22:6). Pendidikan
harus diberikan dengan seimbang antara duniawi dan sorgawi agar tercipta
pribadi yang memiliki integritas dan spiritualitas yang matang.
IBU
SEBAGAI SEORANG PSIKOLOG
Seorang Ibu yang mengasuh anaknya
sejak kecil memiliki ikatan batin yang erat antara satu sama lain. Interaksi antara
anak, berdiskusi dengan anak-anak mengenai berbagai hal mampu membuat Ibu lebih
mengenal pribadi dan pola pikir sang anak, tentu saja Ibu harus mampu membagi
waktu dan menyediakan waktu khusus untuk menghabiskan kebersamaan (Ulangan
6:6-7).
Menghadapi psikologi anak tentu
bukan hal yang mudah, ditambah lagi dengan bertambahnya usia anak dimulai dari
masa kanak-kanak menuju remaja dan mencapai kedewasaan tentu memiliki
pendekatan psikologi yang berbeda. Ibu menempatkan dirinya sebagai tempat
dimana anak merasa adanya dukungan secara lisan dan konstan, adanya kemesraan
dan kasih yang tanpa syarat (Titus 2:4, 2 Timotius 1:7, Efesus 4:29-32; 5:1-2,
Galatia 5:22, 1 Petrus 3:8-9).
IBU
SEBAGAI DOKTER SEKALIGUS PERAWAT
Ibu menjaga kesehatan lingkungan
yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan sang anak. Menerapkan gaya hidup
sehat untuk menjauhkan anak-anak dari segala sesuatu yang mengancam kesehatan.
Menjaga dan merawat ketika sang anak dalam keadaan sakit, senantiasa berusaha
ada disamping sang anak ketika sedang sakit, menyuapi makan, memandikan dan
berbagai hal lainnya dan tidak bosannya memberikan perhatian. Tak jarang
seorang Ibu akan mengesampingkan kesehatannya demi sang anak dan mengutamakan keperluan
sang anak.
IBU
SEBAGAI MENTERI KEUANGAN
Ketika Ibu menggantikan posisi Ayah
sebagai pemenuh kebutuhan dalam rumah tangga, sudah pasti akan mengorbankan
banyak hal, terutama waktu. Ibu yang memilih menjadi wanita karir demi memenuhi
kebutuhan rumah tangga merupakan tugas yang sulit. Membagi perhatian antara
mengasuh anak dengan kebutuhan ekonomi keluarga.
Ibu mengatur segala pemasukan serta
berbagai pengeluaran, baik kebutuhan pangan, biaya pendidikan, dan berbagai
tagihan seperti listrik dan air. Segala perekonomian diatur sendiri oleh Ibu.
Tentu saja ini sangat menyita pikiran. Tidak jarang Ibu yang mengalami tekanan
dikantor maupun tempat kerjanya, sering melampiaskan kekesalannya jika sang
anak melakukan kesalahn dan sudah seharuanya kita sebagai anak memaklumi
situasi seperti ini.
Allah memberikan segala kecukupan
bagi kita, kita tidak perlu khawatir sebab Allah selalu memelihara dan menjaga
kita (1 Petrus 5:7, Mazmur 128:5. Filipi 4:13).
IBU
SEBAGAI MOTIVATOR
Ibu memberikan dukungan dalam
setiap aktivitas yang dilakukan sang anak, dorongan seperti ini memberikan
stimulasi kepada anak untuk melakukan sesuatu dan dapat meningkatkan
kognitifitas sang anak. Dukungan dari orang terdekat mampu memberikan rasa
nyaman dan meningkatkan kepercayaan diri sang anak.
Ibu juga berusaha menjadi teladan
bagi anak-anaknyaagar melakukan hal yang sama, mengajarkan anak dengan langsung
memperaktekannya melalui tindakan jauh lebih baik dibandingkan melakukan
pengajaran dengan satu arah (Ulangan 4:9,15,23; Amsal 10:9; 11:3, Mazmur 37:18,37).
Allah memberikan kesempatan dan
tanggung jawab menjadi seorang istri dan Ibu dalam keluarga seperti tertulis
dalam Titus 2:4-5 Dan demikian mendidik
perempuan-perempuan muda mengasihi suami dan anak-anaknya, hidup bijaksana dan
suci, rajin mengatur rumah tangganya, baik hati dan taat kepada suaminya, agar
firman Allah jangan dihujat orang.Allah mengingankan perempuan untuk
mencintai anaknya.
Allah mengaruniakan keunikan
tersendiri didalam pribadi setiap anak. Anak merupakan hadiah dari Allah kepada
setiap keluarga (Mazmur 127:3-5). Peranan Ibu sangatlah krusial dalam keluarga,
mengandung, melahirkan, mengurus anak hingga dewasa merupakan pekerjaan yang
sulit. Pengajaran kepada anak-anak juga berubah seiring dengan waktu
pertumbuhan anak dimulai dari masa kanak-kanak hingga dewasa.
Hidup dalam keluarga tunggal
bukanlah pilihan, selain orangtua anak-anak juga memiliki peranan dalam
keluarga. Berusaha untuk mengerti mengenai keadaan yang terjadi didalam
keluarga merupakan hal yang mendasar. Membantu Ibu dalam urusan rumah tangga
dapat membantu Ibu lebih fokus terhadap pekerjaanya. Dengan hal-hal kecil
seperti ini dapat meringankan beban tugas dan tanggung jawab ganda yang dipikul
oleh Ibu.
Tidak ada seorang pun yang ingin
menjadi orangtua tunggal, namun jika Allah menghendaki hal tersebut maka harus
dijalani dengan rasa syukur sebab Allah selalu menyertai dan memenuhi segala kecukupan
(Filipi 4:19). Penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai kepala
keluarga yang agung. Berilah kesempatan kepada Allah untuk memimpim dan
mengurus rumah tangga dan biarkan Roh Kudus menyertai setiap anggota keluarga.
No comments:
Post a Comment