Friday, 30 June 2017

DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN MASA KUNO





Persekutuan Kristen mengambil dasar agama Yahudi selaku dasar iman Kristen yaitu ketika perbuatan hebat yang dilaksanakan Allah di tengah-tengah umat Israel. Yahudi ketika itu diduduki oleh tentara Romawi, tentunya membawa nilai-nilai. Dalam konteksnya, Yahudi membawa dasar agamawi, Yunani membawa bahasa dan Romawi menetapkan struktur ketertiban umum dan hak sipil.

Pendidikan Yunani- romawi
1.   Plato ( kira-kira 428 – 348 s. M)
Dia berasal dari keluarga bangsawsan dan Plato seorang olahragawan  seumur hidupnya di kota Korintus. Plato mendirikan sekolah yang dinamakan Akademia. Pikiran Plato tentang pendidikan dimuat dalam bukunya yang berjudul, Republik, suatu karya yang melukiskan bentuk negara yang sesempurna mungkin, Latarbelakang tulisannya banyak diepngaruhi oleh gurunya Sokrates dalam tulisannya sering memakai dialog, sokraters sebagai pembicara utamanya. Dia menanyakan, memeriksa jawaban, menjernihkan jawaban dengan jalan mengajukan pertanyaan baru sampai peserta lainnya menentukan arti dari sesuatu yang dapat dipertahankan dan bukannya yang diterima  karena merupakan semacam pendapat umum belaka yang ditelan begitu saja.
Tiga tingkatan pikiran Socrates:
a.        Yakin yang tiada berdasar
b.       Bimbang dan ragu-ragu tentang pendapat semula, dan ingin hendak mengetahui yang sebenarnya.
c.        Yakin yang berdasarkan kepada penyelidikan dan cara berpikir yang betul.

Alasan mengapa mesti ada pendidikan bagi Plato melalui kiasan tentang suatu gua yang disimpulkan bahwa pendidikan diperlukan untuk membimbing orang-oranmg meninggalkan semua bayang-bayang yang tidak berakar ddalam kenyataan agar melihat serta menganut kebenaran. Manusia lebih condong menghargai keamanan pribadi meskipun dasarnya salah ketimbang membuka diri terhadap pendekatan baru, pengetahuan baru, pengertian baru dsb.
Kekuatan gagasan dalam pemikiran Plato dikaitkan dengan kata Yunani Logos ( Firman). Plato menekankan sebuah rasionalitas, orang didik secara berimbang dan tujuan aner kalos k’agathos (manusia yang indah dan berkebajikan).
Plato menekankan kesetaraan gender dalam menerima pendidikan namun subjeknya adalah kaum atasan, sementara lainnya adalah latihan (bukan pendidikan), sebab menurutnya pendidikan  mencakup perkembangan  manusia sebagai keutuhan.
Ruang lingkup pendidikan plato
1.               Emosi para anak didik dikembangkan  melalui musik dan cerita cerita yang memperlihatkan manusia atau dewa dewi dalam kegiatan yang bajik. Musik yang dimakasudkan oleh Plato harus memenuhi unsure musik, yaitu kata-kata, lagiu dan irama  berbudi pekerti.
2.               Tubuh setiap belajar harus dilatih
Olahraga memainkan peran penting dalam tubuh yang kuat dan berdisiplin. Diharapkan melalului pembelajaran itu murid dapat menguasai tubuh.
3.               Seorang berbudi pekerti mencakup semua ilmu yang menantang akal, misalnya ilmu ukur, ilmu pasti, ilmu bintang dan dialektika.
Pandangan terhadap tokoh Plato &  Implementasinya
1.               Konsep manusia yang menjadi objek dari pendidikan hanya terbatas pada manusia tertentu saja, yakni anak-anak dan muda-mudi dari kelompok bangsawan. Implementasi dalam tulisan Kompas edisi cetak 7 mei 2010 berjudul Pendidikan kian menguras air mata”, dalam tulisan ini ditekankan pendidikan yang seharusnya untuk semua warga negara justru pendidikan yang berkualitas dinikmati orang yang berada secara financial.
2.               Mengingatkan pentingnya keseimbangan antara perkembangan emosi, tubuh dan rasio.
3.               Meletakan dasar awal penggunaan media/ musik sebagai sarana belajar. Tapi bukan musik dengan kata-kata dan irama semrawut.
4.               Mengembangkan metode pembelajaran dialektika, dimana mengajak pelajar berpikir menemukan sendiri kebenaran.

2.       Aristoteles ( 384-322 seb. M)
Aristoteles lahir di desa Stagira, negri Tharakia, yaitu bagian utama Yunani modern sekarang. Yang mempengaruhinya adalah ayahnya yang seorang dokter yang caranya meninjau dunia sekitarnya. Ia memasuki Akademi Plato 367 seb.M ia belajar disana dan bekerja selama 20 tahun .setelah Plato gurunya meninggal Aristoteles menjadi guru dari putra Filipus, raja Makedonia.selama tiga tahun, ia menanamkan kehausan akan pengetahuan dan cara meneliti apa saja yang ditemuinya dengan seksama. Ia mendirikan sekolah yaitu peripatetic  yang artinya berjalan jalan. Ia mengajarkan logika, ilmu alam, ilmu hayat, ilmu bintang, ilmu jiwa dan etika.

Pandangan Aristoteles tentang pendidikan dalam isi dua karya utamanya, yaitu Etika Nikomakia dan Politik.
1.     Pendidikan mencakup kegiatan insani yang mempunyai maksud utama, yaitu menolong orang mencapai kebahagiaan. Poros utama pada diri pribadi saja dalam arti kebutuhan dan keinginannya, sedang kepentingan masyarakat tidak begitu dihiraukan.
2.     Arti kebahagiaan baginya dapat diserasikan dengan kebajikan bukan disimpan dalam bank melainkan suatu mutu yang perlu diamalkan terus menerus sepanjang hidup. Kebahagian adalah tujuan hidup karena itu tujuan pendidikan.
Tujuan pendidikan dapat dicapai
1.     Sebagai dasar pendidikannya, menitik beratkan pentingnya panca indera manusia. Guru mengembangkan  tugas belajar yang sesuai dengan minat bawaan itu.
2.     Tugas guru juga menolong murid-muridnya meningkatkan diri menjadi sama dengan orang-orang yang berbudi tinggi
3.     Melibatkan para murid dalam mengambil keputusan etis yang sesuai dengan patokan kebahagiaan, dengan mempertahankan siasat memilih jalan tengah kencana namun ada penekanan bahwa ada perilaku yang salah seperti membunuh berzinah dll.. intinya prilaku itu harus menampilkan suatu pribadi yang berbudi tinggi yang bijaksana dan yang mampu melihat hubungan-hubungan yang sejati.

Pandangan terhadap tokoh Aristoteles  & Implementasinya
1.      Pemahaman tentang jalan tengah sering disalahpahami sebagai bentuk kompromi, atau mencari aman saja.
2.      Prinsip mengejar kebahagian telah disalahpahami sebagai mengejar kebahagiaan diri di dalam paham hedonism. Dalam implementasinya yang muncul saat ini banyak yang mengejar pendidikan hanya untuk mendapatkan naik golongan, kenaikan gaji atau pangkat yang menjalani pendidikan hanya untuk mengejar sukses dan rasa hormat. Padahal Plato sendiri menekankan pendidikan yang berkarakter dalam tujuan pendidikan yang dia bangun.
3.      Menekankan pentingnya nilai etis dan prilaku etis. Jadi tidak hanya ilmu atau teori saja yang hebat.

3. Quintilianes ( 35 – 95 M)
Quintilianes dikenal dengan dunia dan pemikiran praktis yang lazimnya dikaitkan dengan orang Romawi. Keunggulan dalam administrasi gereja, membangun gedung besar, membangun pelayanan agar suatu negara berfungsi, seprti sistem pos, perlautan darat dan laut. Quntilianes berasal dari Spayol memperbaiki pendidikan dalam bidang praktis , guru Romawi yang pertama yang diangkat sebagai guru Rhetorika (seni bicara di depan umum) yang dibayar dari kas negara. Kelemahan Quintilianes lebih menekankan kefasihan berpidato, menjadi suatu nilai mutlak
Point pengajaran Quintilianes
1.   Karyanya Institutia Oratoria ( Pengajar tentang asa ilmu Pidato), baginya keterampilan ini yang penting dikembangkan dalam sejumlah fungsi kenegaraan dalam kerajaan Romawi. Barangsiapa yang pandai berpidato, dapat menolong orang-orang lain memperoleh keadilan melalui lembaga-lembaga negara. Efek ini sekaligus dapat mempengaruhi rakyat
2.   Memperlakukan setiap anak didik sebagai pribadi yang perlu dihormati, karena pada zaman itu para pendidik tidak merencanakan tugas belajar yang sesuai dengan kemampuan khusus setiap golongan umur.
3.   Kecenderungannya mengandalkan metodel menghafal
4.   Memamfaatkan pengaruh tekanan teman sebaya. Bakat seorang dikembangkan dalam kelompok belajar itu, karena disana ia belajar baik dari kegagalan maupun prestasi anak-anak lain.
5.   Quintilianes menolak hukuman kepada siswa, menghina diri sipelajar. Kekerasan menunjukan kegagalan guru. Guru hendaklah mempunyai sifat keibu-bapaan terhadap murid dan memandang diri sebagai wakil orangtua.
6.   Mengembangkan keinginan dalam setiap diri murid untuk bertindak dengan budi yang tinggi
7.   Sadar akan pentingnya senggang waktu bagi pelajar  (para pelajar boleh bersantai )

Pandangan terhadap tokoh Quintilianes  & Implementasinya
1.   Sangat menekankan satu aspek saja, yakni kemampuan berpidato, sehingga merelatifiskan aspek lain dari pendidikan.
2.   Tidak ada hubungan langsung antara perilaku anak-anak dengan kemampuannya menghafal
3.   Anak didik harus diperlakukan sebagai seorang pribadi yang harus dihormati. Memperkenalkan mendidik sesuai dengan perkembangan siswa.
4.   Penekanan waktu senggang, agar anak tidak stress dan cepat bosan.

Pendidikan Agama Yahudi
Hubungan erat antara paguyuban Yahudi dan Kristen dapat dilambangkan dengan penemuan para ahli purba kala di kota Jaresy, Plaestina kono, pada dasawarsa ke 3 abad keduapuluh. Dibawah gedung gereja Byzatium dari abad ke 6 M, telah ditemukan reruntuhan suatu rumah ibadat agama Yahudi yang jauh lebih tua lagi. Sebagaimana gedung gereja dibangun atas gedung ibadat Yahudi, demikian pula gereja, termasuk pendidikannya, dikembangkan atas warisan Yahudi
Perkembangan agama Yahudi dapat dibagi dalam dua zaman pokok, Zaman pertama itu mulai dari terbentungnya bangsa Israel dan berjalan terus tahun 586 seb.M, yaitu kejatuhan kerajaan Yehuda dan pembuangan kaum elitenya ke Babel. Zaman kedua mulai dengan pembuangan dan diteruskan sampai permulaan gerakan Kristen.

1.   Permulaan Bangsa Israel sampai pembuangan ke Babel
Berdasarkan sejarah, bangsa israel berasal dari salah satu suku semit yang terlibat perpindahan umum 4000 tahun yang lalu di daerah barat daya Asia. Perpidahan itu terjadi ribuan kali dalam sejarah perjalanan umat dari segi iman suku yang dipimpin oleh Abram merupakan pemanggilan Allah untuk meninggalkan tanah airnya beberapa keyakinan teologis ini yang merupakan dasar bagi beberapa keyakinan teologis yang menyoroti pendidikan agama Yahudi, baik isinya maupun pola pelaksanaannya.

a.    Dasar Teologi Pendidikan Agama Yahudi
Berdasarkan keyakinan bahwa Allah memanggil Abram dan ia menjawab melalui imannya, keturunannya dinamakan bangsa yang terpilih.pemilihan itu terjadi karena anugerah Tuhan dan bukan sebagai hasil perbuatan hebat Abram dan keluarganya. Pemilihan itu tidak terjadi agar bangsa Yahudi itu dilayani, malahan justru agar bangsa lain dilayani melalui bangsa yang terpilih itu. pengalaman hebat Abram itu amat pribadi sifatnya, tetapi maknanya melebihi hal-hal semata-mata pribadi. Pemahaman Yahudi, setiap angkatan baru perlu diperkenalkan kepada warisannya. Umat Yahudi dalam keluarga khususnya ayah, ditugaskan untuk menyampaikan kekayaan iman Yahudi kepada setiap angkatan baru.  ( Ul. 6:4-9)

Ruang lingkup pendidikan Yahudi adalah bagian kehidupan kegiatan sehari-hari yang lazim dilakukan. Syarat yang diharapkan para orangtua wajib menjadi pelajar seumur hidup. Selain keyakinan teologis sebagai pengajaran Yahudi:
1.     Berporos pada jati diri bangsa  sebagai umat pilihan
2.     Haluan pendidikannya akan kepastian akan adanya penyataan sebagai pengalaman yang diharapkan dasar pendidikan agama Yahudi adalah ajaran tentang manusia.
3.     Manusia diciptakan menurut gambar Allah untuk memelihara lingkungan hidup

b.   Tujuan Pendidikan Agama Yahudi
Melibatkan angkatan muda dan dewasa dalam sejumlah pengalaman belajar yang menolong mereka mengingat perbuatan ajaib yang dilaksanakan Allah pada masa lampau, serta membimbing serta mengharapkan terjadinya perbuatan sama dengan penyataan di tengah-tengah kehidupan mereka guna memenuhi syarat-syarat perjanjian, baik yang berkaitan dengan kebaktian keluarga dan seluruh persekutuan maupun mencakup perilaku yang sesuai dengan kehendak Tuhan, sebagimana Ia dijawantahkan dalam urusan sosial dan pemeliharaan ciptaan yang dinamakan baik oleh Tuhan.

c.    Pengajar-pengajar
Empat golongan pemimpin ( kaum imam yang melayani Allah dan jemaatNya, nabi  sebagai mengumumkan Firman teguran , hukuman dan perdamaian serta mendorong pemikiran orang dewasa, kaum bijaksana yang kita dapat dalam kitab Amsal, Ayub dan Pengkotbah, golongan keempat yaitu kaum penyair yang mengajar jalan mendobrak hati umat melalui irama dan perkataan simbolis) dan ditambah orangtua sebagi pengajar dirumah yang menganggap dirinya penengah yang memuarakan pengalaman nenek moyang mereka dengan Tuhan kepada setiap angkatan baru.

Pendidikan dirumah seperti:
-        Seluruh keluarga didik lagi selama melaksanakan semua persiapan yang berkaitan dengan pelaksanaan hari Sabat.
-        Terdapat pendidikan melalui keterlibatan mereka dalam pelbagai pesta tahunan, khususnya Hari Raya Paskah

d.   Kurikulum
Tema pokok:
-        pemilihan Abraham dengan keturunannya,
-        penciptaan langit dan bumi,
-        pembebasan dari perbudakan di Mesir,
-        pemberian Hukum Taurat,
-        Pendudukan tanah yang dijanjkan,
-        Permulaaan kerajaan
-        Kesaksian kaum nabi tentang kecenderungan umat Israel menyeleweng dari persyaratan yang termuat dalam perjanjian.

Pandangan terhadap Permulaan Bangsa Israel sampai pembuangan ke Babel & Implementasinya
1.     Pemahaman penutupan Yahudi terhadap bangsa sendiri membuat pemahaman sempit yang berporos pada jati diri bangsa  sebagai umat pilihan. Ruang lingkup semacam ini menutup kemungkinan pembelajaran yang baik dari bangsa lain, sehingga peranan pengajar bersifat kaku dalam mengajarkan tema-tema pokok pengajarannya. dalam implementasinya tentang eklusivisme dalam pendidikan dari kutipan dalam sosbud.kompasianna.com, 7 mei 2012 menekankan pelaksanaan eklusivisme sebagai akar dari radikalisme agama. Eksklusifme cenderung melakukan  pemaksaan  dan kekerasan atas nama agama kepada kelompok lain.
2.     Hal menarik dalam melibatkan angkatan muda dan dewasa dalam sejumlah pengalaman belajar yang menolong mereka mengingat perbuatan ajaib yang dilaksanakan Allah pada masa lampau, serta membimbing serta mengharapkan terjadinya perbuatan sama dengan penyataan di tengah-tengah kehidupan mereka guna memenuhi syarat-syarat perjanjian. Mamfaat ini membuat para pelajar bisa memahami langsung ilmu dalam kehidupan yang nyata.
3.     Keterlibatan orangtua menjadi pendidik, sangat membantu proses pencerdasan peserta didik sekaligus membangun nilai kebersamaan dan anak bisa merasakan cinta kasih Tuhan melalui orangtua dalam pendidikan si anak.

2.       Pembuangan ke Babel dan Permulaan Zaman Masehi
Sesudah sebagian besar dari kaum atasan Yahudi dibuang ke Babel, teologi mereka yang dulu dianggap cukup teguh, tercatat perlu dipikirkan ulang. Akibatnya peninjauan itu mempengaruhi teori dan praktek pendidikan Agama Yahudi
a.        Dasar Teologi Baru untuk Pendidikan Agama Yahudi
-        Berangsur-angsur para pemimpin rohani Yahudi di Babel mulai mengembangkan teologi baru dari abu bencana yang sedang menimpa mereka bersama. Titik berat pendidikan Agama Yahudi  melihat umat Tuhan yang mendapat penghukuman dari Allah yang melanggar Taurat sehingga ditanah airnya menitik beratkan pentingnya menaati semua peraturan yang berhubungan dengan kebaktian  di Bait Allah dan gaya hidup lahiriah .
-        Isi pendidikan agama Yahudi diajarkan dimana-mana karena tidak ada orang yang suka dalam penderitaan.
Kekakuan terhadap penyataan namun suatu azas ditawarkan dalam misnah sebagai penafsiran para rabbi, yaitu agar orag-orang mempelajari isi Taurat dengan jalan mengamalkan dan menaati isnya. Firman yang dihafal merupakan penyataan yang kaya raya, yang dapat dipakai memecahkan masalah-masalah yang muncul setiap hari penghafalan dimulai sejak anak-anak agak menguasai bahasa ia dibimbing menghafal satuan ayat atau sebagian ayat setiap hari, semakin bertumbuh maka harus menghafal jumlah ayat-ayat itu.
b.       Lembaga-lembaga Pendidikan Agama Yahudi
Lembaga-lembaga Pendidikan Agama Yahudi diantarannya  seperti:
-        Lembaga rumah ibadat ( sinagoge) ( Luk 2:46, Kis 13:15)
Dahulunya merupakann pertemuan beberapa keluarga  bersama ahli Taurat berkumpul dan berdoa membicarakan keadaan mereka dalam terang taurat Tuhan. untuk mengobarkan api iman situasional mereka dalam pembuangan ( Maz 137:4). Sinagoge merupakan tempat pengajaran (tahun seb 20 seb.M – 50 M) 
-        Rumah Ibadat untuk mengajar orang dewasa untuk mendidik angkatan muda secara tertib. Ini diawali pada tahun 75 seb.M oleh Rabi Simson ben Syatakh yang mendirikan sebuah sekolah dasar di kota Yerusalem.
-        Akhirnya berkembang dalam keputusan Imam Agung Yosua ben Gamala untuk mendirikan sekolah-sekolah dasar. Setiap guru mengajar  duapuluh lima anak laki-laki sekaligus. Jika lebih maka akan diangkat guru pembantu. Pada prinsipnya, guru tidak menerima gaji, karena bahan yang diajarkan ialah Taurat,  pemberian dari Tuhan, namun pada prakteknya ia biasanya menerima bermacam-macam jenis pertolongan bendawi. anak laki-laki wajib masuk sekolah diusia enam tahun. Mereka mempelajari Ibrani, Taurat, nubuatan dan tulisan lain misalnya mazmur.
-        SMP mereka boleh diterima Beth Talmud yang mempelajari misyna  suatu penafsiran tentang isi Taurat, Talmud dan Haggadah ( Lukas 2:46) dan  ilmu hitung, ilmu bintang , ilmu bumi dan ilmu hayat sebagai pelengkap.

c.        Gaya Mengajar di Sekolah Yahudi
-        Menitik beratkan menghafal 22 huruf abjad Ibrani dan menulis dan membaca
-        Para guru mensiasati untuk mempercepat proses belajar seperti menempatkan seorang murid tidak begitu tertarik tugas itu dekat seorang anak yang rajin dan pintar.
-        Guru memafaatkan daya tarik irama dengan menyuruh anak-anak didik menyanyikan bahan yang dipelajari.
-        Memakai sistem perdebatan
-        Acaman hukuman untuk menarik perhatian meskipun hukuman fisik yang berat agaknya tidak jamak.



d.       Para Pelajar
-        Tidak ada tempat bagi anak perempuan kecuali keterampilan yang diajarkan Ibunya untuk dapat melaksanakan tugas khusus wanita
-        Anak laki-laki keluarga miskin dapat memperoleh kesempatan belajar bersama keluarga elit di pembuanagn
-        Anak didik terlatih  untuk berpikir secara agamawi dalam menghadapi urusan sehari-hari, dan pada dasarnya  kehidupan masalah  hidup bersifat teologis.
-        Ruang lingkup terhadap kurikulum terbatas, tetapi apa yang dapat dipelajari dengan serius.
-        Penggabungan pendidikan dan ibadah sebagai siasat untuk memperlengkapi persekutuan  iman dengan hidup didunia ini secara bertanggung jawab, baik terhadap sesama manusia maupun terhadap keluarga

Pandangan PAK terhadap Pembuangan ke Babel dan Permulaan Zaman Masehi
1.   Menomor duakan wanita dalam mendapatkan ilmu pendidikan merupakan pendeskriditkan perempuan dalam dunia pendidikan.
2.   Menarik dengan cara guru yang mengajar anak didik dengan cara bernyanyi bahan ajar guru ditambah lagi Penggabungan pendidikan dan ibadah sebagai siasat untuk memperlengkapi persekutuan  iman dengan hidup didunia ini secara bertanggung jawab, baik terhadap sesama manusia maupun terhadap keluarga
3.   Ada beban bagi siswa untuk menghafal setiap hari. Dalam implementasinya ini yang sering terjadi dalam kehidupan pelajar saat ini, beban mata pelajaran yang sangat padat hingga siswa harus pulang lama dari sekolah sesampainya dirumah sudah letih dan harus dituntut mengerjakan tugas pelajaran dari sekolah. Dalam tulisan dari www.academia.edu yang mengembangakan bermain dan belajar pada anak dengan menekankan pencapaian kemandirian yang sekaligus beradaptasi terhadap perubahan berbagai lingkungan . belajar dapat dilakukan dengan melihat, mendengar, membaca, menyentuh, membaui, bergerak, berbicara, bertindak, berinteraksi, refleksi, dan bahkan bermain. Jadi tidak semata menghafal sebagai metode yang harus dipakai.
4.   Upah guru tidak diperhitungkan ini merupakan hal yang salah satu metode yang tidak mengembangkan kreativitas guru dalam mengajar karena dihambat dalam masalah finansial atau keuangannya.

No comments:

Post a Comment