Persekutuan
Kristen mengambil dasar agama Yahudi selaku dasar iman Kristen yaitu ketika
perbuatan hebat yang dilaksanakan Allah di tengah-tengah umat Israel. Yahudi
ketika itu diduduki oleh tentara Romawi, tentunya membawa nilai-nilai. Dalam
konteksnya, Yahudi membawa dasar agamawi, Yunani membawa bahasa dan Romawi
menetapkan struktur ketertiban umum dan hak sipil.
Pendidikan
Yunani- romawi
1.
Plato (
kira-kira 428 – 348 s. M)
Dia berasal dari
keluarga bangsawsan dan Plato seorang olahragawan seumur hidupnya di kota Korintus. Plato
mendirikan sekolah yang dinamakan Akademia. Pikiran Plato tentang pendidikan
dimuat dalam bukunya yang berjudul, Republik, suatu karya yang melukiskan
bentuk negara yang sesempurna mungkin, Latarbelakang tulisannya banyak
diepngaruhi oleh gurunya Sokrates dalam tulisannya sering memakai dialog,
sokraters sebagai pembicara utamanya. Dia menanyakan, memeriksa jawaban,
menjernihkan jawaban dengan jalan mengajukan pertanyaan baru sampai peserta
lainnya menentukan arti dari sesuatu yang dapat dipertahankan dan bukannya yang
diterima karena merupakan semacam pendapat
umum belaka yang ditelan begitu saja.
Tiga tingkatan
pikiran Socrates:
a.
Yakin
yang tiada berdasar
b.
Bimbang
dan ragu-ragu tentang pendapat semula, dan ingin hendak mengetahui yang
sebenarnya.
c.
Yakin
yang berdasarkan kepada penyelidikan dan cara berpikir yang betul.
Alasan mengapa
mesti ada pendidikan bagi Plato melalui kiasan tentang suatu gua yang
disimpulkan bahwa pendidikan diperlukan untuk membimbing orang-oranmg
meninggalkan semua bayang-bayang yang tidak berakar ddalam kenyataan agar
melihat serta menganut kebenaran. Manusia lebih condong menghargai keamanan
pribadi meskipun dasarnya salah ketimbang membuka diri terhadap pendekatan
baru, pengetahuan baru, pengertian baru dsb.
Kekuatan gagasan
dalam pemikiran Plato dikaitkan dengan kata Yunani Logos ( Firman). Plato menekankan sebuah rasionalitas, orang didik
secara berimbang dan tujuan aner kalos
k’agathos (manusia yang indah dan berkebajikan).
Plato menekankan
kesetaraan gender dalam menerima pendidikan namun subjeknya adalah kaum atasan,
sementara lainnya adalah latihan (bukan pendidikan), sebab menurutnya
pendidikan mencakup perkembangan manusia sebagai keutuhan.
Ruang lingkup
pendidikan plato
1.
Emosi
para anak didik dikembangkan melalui
musik dan cerita cerita yang memperlihatkan manusia atau dewa dewi dalam
kegiatan yang bajik. Musik yang dimakasudkan oleh Plato harus memenuhi unsure
musik, yaitu kata-kata, lagiu dan irama
berbudi pekerti.
2.
Tubuh
setiap belajar harus dilatih
Olahraga memainkan peran penting dalam
tubuh yang kuat dan berdisiplin. Diharapkan melalului pembelajaran itu murid
dapat menguasai tubuh.
3.
Seorang
berbudi pekerti mencakup semua ilmu yang menantang akal, misalnya ilmu ukur,
ilmu pasti, ilmu bintang dan dialektika.
Pandangan
terhadap tokoh Plato & Implementasinya
1.
Konsep
manusia yang menjadi objek dari pendidikan hanya terbatas pada manusia tertentu
saja, yakni anak-anak dan muda-mudi dari kelompok bangsawan. Implementasi dalam
tulisan Kompas edisi cetak 7 mei 2010 berjudul Pendidikan kian menguras air
mata”, dalam tulisan ini ditekankan pendidikan yang seharusnya untuk semua
warga negara justru pendidikan yang berkualitas dinikmati orang yang berada
secara financial.
2.
Mengingatkan
pentingnya keseimbangan antara perkembangan emosi, tubuh dan rasio.
3.
Meletakan
dasar awal penggunaan media/ musik sebagai sarana belajar. Tapi bukan musik
dengan kata-kata dan irama semrawut.
4.
Mengembangkan
metode pembelajaran dialektika, dimana mengajak pelajar berpikir menemukan
sendiri kebenaran.
2.
Aristoteles (
384-322 seb. M)
Aristoteles
lahir di desa Stagira, negri Tharakia, yaitu bagian utama Yunani modern
sekarang. Yang mempengaruhinya adalah ayahnya yang seorang dokter yang caranya
meninjau dunia sekitarnya. Ia memasuki Akademi Plato 367 seb.M ia belajar disana
dan bekerja selama 20 tahun .setelah Plato gurunya meninggal Aristoteles
menjadi guru dari putra Filipus, raja Makedonia.selama tiga tahun, ia
menanamkan kehausan akan pengetahuan dan cara meneliti apa saja yang ditemuinya
dengan seksama. Ia mendirikan sekolah yaitu peripatetic yang artinya berjalan jalan. Ia mengajarkan
logika, ilmu alam, ilmu hayat, ilmu bintang, ilmu jiwa dan etika.
Pandangan
Aristoteles tentang pendidikan dalam isi dua karya utamanya, yaitu Etika
Nikomakia dan Politik.
1.
Pendidikan
mencakup kegiatan insani yang mempunyai maksud utama, yaitu menolong orang
mencapai kebahagiaan. Poros utama pada diri pribadi saja dalam arti kebutuhan
dan keinginannya, sedang kepentingan masyarakat tidak begitu dihiraukan.
2.
Arti
kebahagiaan baginya dapat diserasikan dengan kebajikan bukan disimpan dalam
bank melainkan suatu mutu yang perlu diamalkan terus menerus sepanjang hidup.
Kebahagian adalah tujuan hidup karena itu tujuan pendidikan.
Tujuan
pendidikan dapat dicapai
1.
Sebagai
dasar pendidikannya, menitik beratkan pentingnya panca indera manusia. Guru
mengembangkan tugas belajar yang sesuai
dengan minat bawaan itu.
2.
Tugas
guru juga menolong murid-muridnya meningkatkan diri menjadi sama dengan
orang-orang yang berbudi tinggi
3.
Melibatkan
para murid dalam mengambil keputusan etis yang sesuai dengan patokan
kebahagiaan, dengan mempertahankan siasat memilih jalan tengah kencana namun ada penekanan bahwa ada perilaku yang
salah seperti membunuh berzinah dll.. intinya prilaku itu harus menampilkan
suatu pribadi yang berbudi tinggi yang bijaksana dan yang mampu melihat
hubungan-hubungan yang sejati.
Pandangan
terhadap tokoh Aristoteles &
Implementasinya
1.
Pemahaman
tentang jalan tengah sering disalahpahami sebagai bentuk kompromi, atau mencari
aman saja.
2.
Prinsip
mengejar kebahagian telah disalahpahami sebagai mengejar kebahagiaan diri di
dalam paham hedonism. Dalam implementasinya yang muncul saat ini banyak yang
mengejar pendidikan hanya untuk mendapatkan naik golongan, kenaikan gaji atau
pangkat yang menjalani pendidikan hanya untuk mengejar sukses dan rasa hormat.
Padahal Plato sendiri menekankan pendidikan yang berkarakter dalam tujuan
pendidikan yang dia bangun.
3.
Menekankan
pentingnya nilai etis dan prilaku etis. Jadi tidak hanya ilmu atau teori saja
yang hebat.
3. Quintilianes
( 35 – 95 M)
Quintilianes
dikenal dengan dunia dan pemikiran praktis yang lazimnya dikaitkan dengan orang
Romawi. Keunggulan dalam administrasi gereja, membangun gedung besar, membangun
pelayanan agar suatu negara berfungsi, seprti sistem pos, perlautan darat dan
laut. Quntilianes berasal dari Spayol memperbaiki pendidikan dalam bidang
praktis , guru Romawi yang pertama yang diangkat sebagai guru Rhetorika (seni
bicara di depan umum) yang dibayar dari kas negara. Kelemahan Quintilianes lebih
menekankan kefasihan berpidato, menjadi suatu nilai mutlak
Point
pengajaran Quintilianes
1.
Karyanya
Institutia Oratoria ( Pengajar
tentang asa ilmu Pidato), baginya keterampilan ini yang penting dikembangkan
dalam sejumlah fungsi kenegaraan dalam kerajaan Romawi. Barangsiapa yang pandai
berpidato, dapat menolong orang-orang lain memperoleh keadilan melalui
lembaga-lembaga negara. Efek ini sekaligus dapat mempengaruhi rakyat
2.
Memperlakukan
setiap anak didik sebagai pribadi yang perlu dihormati, karena pada zaman itu
para pendidik tidak merencanakan tugas belajar yang sesuai dengan kemampuan
khusus setiap golongan umur.
3.
Kecenderungannya
mengandalkan metodel menghafal
4.
Memamfaatkan
pengaruh tekanan teman sebaya. Bakat seorang dikembangkan dalam kelompok
belajar itu, karena disana ia belajar baik dari kegagalan maupun prestasi
anak-anak lain.
5.
Quintilianes
menolak hukuman kepada siswa, menghina diri sipelajar. Kekerasan menunjukan
kegagalan guru. Guru hendaklah mempunyai sifat keibu-bapaan terhadap murid dan
memandang diri sebagai wakil orangtua.
6.
Mengembangkan
keinginan dalam setiap diri murid untuk bertindak dengan budi yang tinggi
7.
Sadar
akan pentingnya senggang waktu bagi pelajar
(para pelajar boleh bersantai )
Pandangan
terhadap tokoh Quintilianes &
Implementasinya
1.
Sangat
menekankan satu aspek saja, yakni kemampuan berpidato, sehingga merelatifiskan
aspek lain dari pendidikan.
2.
Tidak
ada hubungan langsung antara perilaku anak-anak dengan kemampuannya menghafal
3.
Anak
didik harus diperlakukan sebagai seorang pribadi yang harus dihormati.
Memperkenalkan mendidik sesuai dengan perkembangan siswa.
4.
Penekanan
waktu senggang, agar anak tidak stress dan cepat bosan.
Pendidikan Agama
Yahudi
Hubungan
erat antara paguyuban Yahudi dan Kristen dapat dilambangkan dengan penemuan
para ahli purba kala di kota Jaresy, Plaestina kono, pada dasawarsa ke 3 abad
keduapuluh. Dibawah gedung gereja Byzatium dari abad ke 6 M, telah ditemukan reruntuhan
suatu rumah ibadat agama Yahudi yang jauh lebih tua lagi. Sebagaimana gedung
gereja dibangun atas gedung ibadat Yahudi, demikian pula gereja, termasuk
pendidikannya, dikembangkan atas warisan Yahudi
Perkembangan
agama Yahudi dapat dibagi dalam dua zaman pokok, Zaman pertama itu mulai dari
terbentungnya bangsa Israel dan berjalan terus tahun 586 seb.M, yaitu kejatuhan
kerajaan Yehuda dan pembuangan kaum elitenya ke Babel. Zaman kedua mulai dengan
pembuangan dan diteruskan sampai permulaan gerakan Kristen.
1.
Permulaan Bangsa
Israel sampai pembuangan ke Babel
Berdasarkan
sejarah, bangsa israel berasal dari salah satu suku semit yang terlibat
perpindahan umum 4000 tahun yang lalu di daerah barat daya Asia. Perpidahan itu
terjadi ribuan kali dalam sejarah perjalanan umat dari segi iman suku yang
dipimpin oleh Abram merupakan pemanggilan Allah untuk meninggalkan tanah airnya
beberapa keyakinan teologis ini yang merupakan dasar bagi beberapa keyakinan
teologis yang menyoroti pendidikan agama Yahudi, baik isinya maupun pola
pelaksanaannya.
a.
Dasar
Teologi Pendidikan Agama Yahudi
Berdasarkan
keyakinan bahwa Allah memanggil Abram dan ia menjawab melalui imannya,
keturunannya dinamakan bangsa yang terpilih.pemilihan itu terjadi karena
anugerah Tuhan dan bukan sebagai hasil perbuatan hebat Abram dan keluarganya.
Pemilihan itu tidak terjadi agar bangsa Yahudi itu dilayani, malahan justru
agar bangsa lain dilayani melalui bangsa yang terpilih itu. pengalaman hebat
Abram itu amat pribadi sifatnya, tetapi maknanya melebihi hal-hal semata-mata
pribadi. Pemahaman Yahudi, setiap angkatan baru perlu diperkenalkan kepada
warisannya. Umat Yahudi dalam keluarga khususnya ayah, ditugaskan untuk
menyampaikan kekayaan iman Yahudi kepada setiap angkatan baru. ( Ul. 6:4-9)
Ruang lingkup
pendidikan Yahudi adalah bagian kehidupan kegiatan sehari-hari yang lazim
dilakukan. Syarat yang diharapkan para orangtua wajib menjadi pelajar seumur
hidup. Selain keyakinan teologis sebagai pengajaran Yahudi:
1.
Berporos
pada jati diri bangsa sebagai umat
pilihan
2.
Haluan
pendidikannya akan kepastian akan adanya penyataan sebagai pengalaman yang
diharapkan dasar pendidikan agama Yahudi adalah ajaran tentang manusia.
3.
Manusia
diciptakan menurut gambar Allah untuk memelihara lingkungan hidup
b.
Tujuan
Pendidikan Agama Yahudi
Melibatkan
angkatan muda dan dewasa dalam sejumlah pengalaman belajar yang menolong mereka
mengingat perbuatan ajaib yang dilaksanakan Allah pada masa lampau, serta
membimbing serta mengharapkan terjadinya perbuatan sama dengan penyataan di
tengah-tengah kehidupan mereka guna memenuhi syarat-syarat perjanjian, baik
yang berkaitan dengan kebaktian keluarga dan seluruh persekutuan maupun
mencakup perilaku yang sesuai dengan kehendak Tuhan, sebagimana Ia
dijawantahkan dalam urusan sosial dan pemeliharaan ciptaan yang dinamakan baik
oleh Tuhan.
c.
Pengajar-pengajar
Empat golongan
pemimpin ( kaum imam yang melayani Allah dan jemaatNya, nabi sebagai mengumumkan Firman teguran , hukuman
dan perdamaian serta mendorong pemikiran orang dewasa, kaum bijaksana yang kita
dapat dalam kitab Amsal, Ayub dan Pengkotbah, golongan keempat yaitu kaum
penyair yang mengajar jalan mendobrak hati umat melalui irama dan perkataan simbolis)
dan ditambah orangtua sebagi pengajar dirumah yang menganggap dirinya penengah
yang memuarakan pengalaman nenek moyang mereka dengan Tuhan kepada setiap
angkatan baru.
Pendidikan
dirumah seperti:
-
Seluruh
keluarga didik lagi selama melaksanakan semua persiapan yang berkaitan dengan
pelaksanaan hari Sabat.
-
Terdapat
pendidikan melalui keterlibatan mereka dalam pelbagai pesta tahunan, khususnya
Hari Raya Paskah
d.
Kurikulum
Tema
pokok:
-
pemilihan
Abraham dengan keturunannya,
-
penciptaan
langit dan bumi,
-
pembebasan
dari perbudakan di Mesir,
-
pemberian
Hukum Taurat,
-
Pendudukan
tanah yang dijanjkan,
-
Permulaaan
kerajaan
-
Kesaksian
kaum nabi tentang kecenderungan umat Israel menyeleweng dari persyaratan yang
termuat dalam perjanjian.
Pandangan
terhadap Permulaan Bangsa Israel sampai pembuangan ke Babel &
Implementasinya
1.
Pemahaman
penutupan Yahudi terhadap bangsa sendiri membuat pemahaman sempit yang berporos
pada jati diri bangsa sebagai umat
pilihan. Ruang lingkup semacam ini menutup kemungkinan pembelajaran yang baik
dari bangsa lain, sehingga peranan pengajar bersifat kaku dalam mengajarkan
tema-tema pokok pengajarannya. dalam implementasinya tentang eklusivisme dalam
pendidikan dari kutipan dalam sosbud.kompasianna.com, 7 mei 2012 menekankan
pelaksanaan eklusivisme sebagai akar dari radikalisme agama. Eksklusifme
cenderung melakukan pemaksaan dan kekerasan atas nama agama kepada kelompok
lain.
2.
Hal
menarik dalam melibatkan angkatan muda dan dewasa dalam sejumlah pengalaman
belajar yang menolong mereka mengingat perbuatan ajaib yang dilaksanakan Allah
pada masa lampau, serta membimbing serta mengharapkan terjadinya perbuatan sama
dengan penyataan di tengah-tengah kehidupan mereka guna memenuhi syarat-syarat
perjanjian. Mamfaat ini membuat para pelajar bisa memahami langsung ilmu dalam
kehidupan yang nyata.
3.
Keterlibatan
orangtua menjadi pendidik, sangat membantu proses pencerdasan peserta didik
sekaligus membangun nilai kebersamaan dan anak bisa merasakan cinta kasih Tuhan
melalui orangtua dalam pendidikan si anak.
2.
Pembuangan ke
Babel dan Permulaan Zaman Masehi
Sesudah sebagian
besar dari kaum atasan Yahudi dibuang ke Babel, teologi mereka yang dulu
dianggap cukup teguh, tercatat perlu dipikirkan ulang. Akibatnya peninjauan itu
mempengaruhi teori dan praktek pendidikan Agama Yahudi
a.
Dasar
Teologi Baru untuk Pendidikan Agama Yahudi
-
Berangsur-angsur
para pemimpin rohani Yahudi di Babel mulai mengembangkan teologi baru dari abu
bencana yang sedang menimpa mereka bersama. Titik berat pendidikan Agama
Yahudi melihat umat Tuhan yang mendapat
penghukuman dari Allah yang melanggar Taurat sehingga ditanah airnya menitik
beratkan pentingnya menaati semua peraturan yang berhubungan dengan
kebaktian di Bait Allah dan gaya hidup
lahiriah .
-
Isi
pendidikan agama Yahudi diajarkan dimana-mana karena tidak ada orang yang suka
dalam penderitaan.
Kekakuan
terhadap penyataan namun suatu azas ditawarkan dalam misnah sebagai penafsiran
para rabbi, yaitu agar orag-orang mempelajari isi Taurat dengan jalan
mengamalkan dan menaati isnya. Firman yang dihafal merupakan penyataan yang
kaya raya, yang dapat dipakai memecahkan masalah-masalah yang muncul setiap
hari penghafalan dimulai sejak anak-anak agak menguasai bahasa ia dibimbing menghafal
satuan ayat atau sebagian ayat setiap hari, semakin bertumbuh maka harus
menghafal jumlah ayat-ayat itu.
b.
Lembaga-lembaga
Pendidikan Agama Yahudi
Lembaga-lembaga
Pendidikan Agama Yahudi diantarannya
seperti:
-
Lembaga
rumah ibadat ( sinagoge) ( Luk 2:46, Kis 13:15)
Dahulunya merupakann
pertemuan beberapa keluarga bersama ahli
Taurat berkumpul dan berdoa membicarakan keadaan mereka dalam terang taurat
Tuhan. untuk mengobarkan api iman situasional mereka dalam pembuangan ( Maz
137:4). Sinagoge merupakan tempat pengajaran (tahun seb 20 seb.M – 50 M)
-
Rumah
Ibadat untuk mengajar orang dewasa untuk mendidik angkatan muda secara tertib.
Ini diawali pada tahun 75 seb.M oleh Rabi Simson ben Syatakh yang mendirikan
sebuah sekolah dasar di kota Yerusalem.
-
Akhirnya
berkembang dalam keputusan Imam Agung Yosua ben Gamala untuk mendirikan
sekolah-sekolah dasar. Setiap guru mengajar
duapuluh lima anak laki-laki sekaligus. Jika lebih maka akan diangkat
guru pembantu. Pada prinsipnya, guru tidak menerima gaji, karena bahan yang
diajarkan ialah Taurat, pemberian dari
Tuhan, namun pada prakteknya ia biasanya menerima bermacam-macam jenis
pertolongan bendawi. anak laki-laki wajib masuk sekolah diusia enam tahun.
Mereka mempelajari Ibrani, Taurat, nubuatan dan tulisan lain misalnya mazmur.
-
SMP
mereka boleh diterima Beth Talmud
yang mempelajari misyna suatu penafsiran tentang isi Taurat, Talmud dan Haggadah ( Lukas 2:46)
dan ilmu hitung, ilmu bintang , ilmu
bumi dan ilmu hayat sebagai pelengkap.
c.
Gaya
Mengajar di Sekolah Yahudi
-
Menitik
beratkan menghafal 22 huruf abjad Ibrani dan menulis dan membaca
-
Para
guru mensiasati untuk mempercepat proses belajar seperti menempatkan seorang
murid tidak begitu tertarik tugas itu dekat seorang anak yang rajin dan pintar.
-
Guru
memafaatkan daya tarik irama dengan menyuruh anak-anak didik menyanyikan bahan
yang dipelajari.
-
Memakai
sistem perdebatan
-
Acaman
hukuman untuk menarik perhatian meskipun hukuman fisik yang berat agaknya tidak
jamak.
d.
Para
Pelajar
-
Tidak
ada tempat bagi anak perempuan kecuali keterampilan yang diajarkan Ibunya untuk
dapat melaksanakan tugas khusus wanita
-
Anak
laki-laki keluarga miskin dapat memperoleh kesempatan belajar bersama keluarga
elit di pembuanagn
-
Anak
didik terlatih untuk berpikir secara
agamawi dalam menghadapi urusan sehari-hari, dan pada dasarnya kehidupan masalah hidup bersifat teologis.
-
Ruang
lingkup terhadap kurikulum terbatas, tetapi apa yang dapat dipelajari dengan
serius.
-
Penggabungan
pendidikan dan ibadah sebagai siasat untuk memperlengkapi persekutuan iman dengan hidup didunia ini secara
bertanggung jawab, baik terhadap sesama manusia maupun terhadap keluarga
Pandangan PAK terhadap Pembuangan ke Babel dan
Permulaan Zaman Masehi
1.
Menomor
duakan wanita dalam mendapatkan ilmu pendidikan merupakan pendeskriditkan
perempuan dalam dunia pendidikan.
2.
Menarik
dengan cara guru yang mengajar anak didik dengan cara bernyanyi bahan ajar guru
ditambah lagi Penggabungan pendidikan dan ibadah sebagai siasat untuk
memperlengkapi persekutuan iman dengan
hidup didunia ini secara bertanggung jawab, baik terhadap sesama manusia maupun
terhadap keluarga
3.
Ada
beban bagi siswa untuk menghafal setiap hari. Dalam implementasinya ini yang
sering terjadi dalam kehidupan pelajar saat ini, beban mata pelajaran yang
sangat padat hingga siswa harus pulang lama dari sekolah sesampainya dirumah
sudah letih dan harus dituntut mengerjakan tugas pelajaran dari sekolah. Dalam
tulisan dari www.academia.edu yang
mengembangakan bermain dan belajar pada anak dengan menekankan pencapaian
kemandirian yang sekaligus beradaptasi terhadap perubahan berbagai lingkungan .
belajar dapat dilakukan dengan melihat, mendengar, membaca, menyentuh, membaui,
bergerak, berbicara, bertindak, berinteraksi, refleksi, dan bahkan bermain.
Jadi tidak semata menghafal sebagai metode yang harus dipakai.
No comments:
Post a Comment