Friday, 1 May 2020

Empat Pihak dalam Dunia Pendidikan

SELAMAT HARI PENDIDIKAN NASIONAL INDONESIA


Ada empat pihak dalam dunia pendidikan yang berperan penting,

Pertama, Institusi sekolah atau kampus merupakan institusi pendidikan yang formal untuk mencari dan menemukan serta merumuskan kebenaran-kebenaran Allah yang telah disediakan di alam semesta dan di dalam hati nurani manusia dan di dalam sejarah dunia ini. Institusi sekolah atau kampus tersebut merupakan hasil konstruksi peradaban dari zaman ke zaman untuk memberikan persiapan bagi seorang murid mengenal Allah dan dirinya serta alam sekitarnya agar seorang murid mampu menjalankan hidup dan kehidupan dengan beradab dan bernilai Luhur dalam mengelola sumber daya dirinya dan alam. Sebab itu setiap institusi sekolah wajib memiliki visi, misi dan strategi yang komprehensif agar mencapai proses belajar yang menghasilkan murid yang berkualitas, transformatif serta berwawasan dunia yang benar.

Sebab itu setiap institusi pendidikan sungguh-sungguh mencapai kualitas pengetahuan yang benar (logis, objektif, komprehensif, praktis, bermanfaat bagi kehidupan manusia di bumi ini), memiliki pengenalan akan TUHAN yang benar dan sejati sebagai dasar dan arah pendidikan (iman di dalam Kristus berdasarkan seluruh ajaran Alkitab secara utuh, tekstual-kontekstual), serta diwujudkan melalui karakter yang saleh (baik, adil, suci, mulia, bermartabat, beradab, dan penuh kasih sejati). Dengan demikian institusi wajib mengerjakan misi dan strategi pendidikannya dengan visi tersebut di atas. Karena itu institusi pendidikan bukan mencari keuntungan atau memperkaya diri dari murid-murid yang dididik di sekolah atau kampusnya. Sebab institusi ini hadir dalam peradaban untuk melayani, bukan untuk dilayani.

Kedua, Guru dan dosen berkualitas dalam ilmunoengetahuan, berkarakter dalam mendidik, dan menjadi teladan dari seluruh visi sebuah institusi pendidikan. Karena itu guru dan dosen tidak hanya menyampaikan ilmu pengetahuan yang dapat diingat dan dapat dimengerti oleh seorang murid tetapi juga menjadi teladan dalam melakukan seluruh prinsip kebenaran dan memiliki karakter saleh dalam perkataan dan perbuatan dan sikap terhadap sesama guru dan dosen, juga terhadap murid-muridnya, yang dapat di dijadikan contoh nyata. Guru dan dosen bertindak profesional dan akademis, tetapi juga ia tidak hanya mampu secara akademis dan secara pengalaman mengajar tetapi juga sungguh-sungguh menuntun dan mengarahkan serta memberikan contoh yang nyata dari apa yang sudah dilakukannya dan diajarkan tentang kebenaran-kebenaran yang sudah ditemukan dan dirumuskan tersebut. Guru dan dosen bukan tuan atau majikan yang bersifat otoriter dan arogan, tetapi sebagai orangtua di sekolah dan kampus, sebagai sahabat dan juga gembala bagi murid-muridnya. Guru dan dosen pun penting dan perlu menegakkan disiplin yang objektif dan kreatif, dalam hal ini institusi pendidikan wajib memberikan sarana dan kebijakannya. 

Ketiga, Murid-murid yang ada di sekolah atau di kampus adalah murid-murid yang memiliki berbagai alasan dan motivasi. Ada murid yang mau belajar dengan serius dan sungguh-sungguh serta ada juga murid yang terpaksa dan dipaksa untuk belajar atau juga ada murid yang sedang mencari dan menemukan potensi yang ada pada dirinya. Karena itu ada baiknya pihak sekolah dan kampus memberikan tes masuk secara menyeluruh dan utuh tentang diri seorang murid untuk menempatkan dan mengarahkan kelas atau jurusan yang diikuti oleh murid di sekolah atau di kampus tersebut. Dengan demikian sekolah atau kampus akan lebih mudah untuk mendidik mengarahkan murid menemukan dan mengembangkan potensi atau Bakat atau talenta yang ada pada dirinya masing-masing. Murid perlu dan penting dididik dan dibimbing ke rumput hijau dan air tenang, lalu sesekali di disiplin melewati lembah kekelaman agar tahan uji menghadapi realitas hidup. Murid yang tidak disiplin akan merusak peradaban umat manusia, bangsanya, masyarakatnya, keluarganya, dan dirinya. Seorang murid bukan hanya belajar dari buku, jurnal, dan berbagai media ilmu pengetahuan, ia juga wajib belajar dari hidup dan kehidupan ini. Murid belajar menghargai dirinya dan orang lain, menghargai orangtua, guru dan dosen, serta patuh terhadap aturan. Selain itu, murid juga wajib belajar mandiri, bekerjasama dalam satu tim, berpartisipasi aktif dalam masyarakat, dan bersedia menyesuaikan diri dalam perkembangan zaman.

Keempat, Orangtua dan keluarga merupakan mitra sekolah dan kampus dalam mendidik murid, yaitu anak-anaknya. Sebab itu orangtua dan keluarga wajib mendukung penuh visi, misi dan strategi pembelajaran di sekolah dan kampus. Orangtua dan keluarga tidak boleh intervensi kebijakan dan proses belajar yang sedang diterapkan kepada murid di sekolah dan di kampus. Khususnya dalam pembentukan karakter yang saleh serta beradab untuk murid-murid. Orangtua dan keluarga wajib mendukung dana dan sarana yang diperlukan guru dan dosen melalui institusi pendidikan agar proses belajar di sekolah dan kampus berjalan dengan baik dan benar. Dukungan itu bukan sebagai alat kekuasaan untuk intervensi atas sekolah dan kampus dan guru dan dosen, tetapi dukungan itu untuk kebutuhan dari anak-anak mereka, yaitu murid-murid di sekolah dan kampus. Dengan demikian orangtua dan keluarga yang memberikan dana pendidikan bukanlah upah atau gaji untuk guru dan dosen, tetapi untuk murid-murid sekolah dan kampus. Sebab itu pihak institusi pendidikan dan guru dan dosen wajib menggunakan dana tersebut untuk kemajuan dan perkembangan murid agar setiap murid memiliki ilmu pengetahuan secara teoritis/konseptual dan penerapan yang kontekstual, karakter yang saleh, serta iman yang benar.

Akhirnya kita tahu dan sadar bahwa jalan mencapai yang diharapkan dari visi dan misi pendidikan tidak mudah. Ada berbagai tantangan dan ancaman serta peluang yang harus ditanggapi dengan serius. Terlebih lagi di zaman digital dan penuh kemudahan informasi. Kemalasan menekuni sebuah bidang ilmu pengetahuan, kekurangan teladan di rumah dan di sekolah dan di kampus, serta kepentingan bisnis dalam dunia pendidikan, itu semua telah bercampur dalam konteks kekinian yang serba instan dan mudah. Ditambah lagi perubahan pembelajaran dari tatap muka ke jarak jauh (online), dimana dibutuhkan sikap mandiri yang jujur dan bertanggung jawab dari semua pihak (institusi, guru dan dosen, murid, orangtua/keluarga).

Kita masih harus berbenah dan menanyakan di batin, hendak dibawa kemana arah pendidikan nasional saat ini?

Selagi masih ada kesempatan, kita memiliki harapan untuk menjalankan visi dan misi pendidikan yang sudah kita ikrarkan di hati dan perkataan. Mar kita berjuang bersama untuk kemajuan peradaban.

salam dari seorang murid