MEMAHAMI TOLERANSI BERAGAMA DAN ADZAN MAGRIB PADA SIARAN TELEVISI
LATAR
BELAKANG
Televisi
telah dikenal oleh masyarakat sebagai media massa yang mampu menyampaikan pesan
secara serentak dan membawa dampak yang sangat besar bagi masyarakat. Kehadiran
televisi sudah seperti kebutuhan primer di hampir setiap rumah. Selain sebagai
media komunikasi, televisi mampu menayangkan acara-acara yang begitu menarik
sehingga membuat masyarakat mengagumi televisi. Salah satu program yang wajib ada
di setiap stasiun televisi yaitu tayangan adzan.
Islam adalah agama risalah, untuk manusia
secara keseluruhan.Ummat Islam adalah mendukung amanah, untuk meneruskan
risalah dengan dakwah, baik sebagai ummat kepada ummat yang lain, ataupun
selalu perseorangan di tempat manapun mereka berada menurut kemampuan
masing-masing.
Usaha untuk menyebarluaskan Islam, begitu pula untuk merealisir ajaranya
ditengah-tengah kehidupan ummat manusia merupakan usaha dakwah. Dalam keadaan
bagaimanapun dan dimanapun harus dilaksanakan oleh ummat Islam. Dakwah menurut
Islam adalah kegiatan dan usaha untuk menyeru, mengajak dan memanggil orang
banyak (masyarakat ramai), untuk menuju kepada Allah, yaitu agama-Nya, agama
Islam yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW. Hakekat dakwah yaitu mempengaruhi
dan mengajak manusia untuk mengikuti (menjalankan) idiologi (pengajak) nya.
Sedangkan pengajak (da‟i) sudah barang tentu memiliki tujuan yang hendak
dicapainya. Proses dakah tersebut agar mencepai tujuan yang efektif dan
efisien, da‟I harus mengorganisir komponen-komponen (unsur) dakwah secara baik
dan tepat. Salah satu komponen adalah media dakwah dan adzan magrib di
televisi. Arti istilah media bila
dilihat dari asal katanya (etimilogi), berasal dari bahasa latin yaitu “median”
yang berarti alat perantara. Sedangkan kata media merupakan jamak dari pada
kata median tersebut. Pengertian semantiknya media berarti segala sesuatu uang
dapat dijadikan sebagai alat (perantara) utuk mencapai suatu tujuan tersebut.
Dengan demikian media dakwah adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan
sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan. Dalam arti
sempit media dakwah dapaat diartikan sebagai alat bantu dakwah, atau yang
populer di dalam proses belajar mengajar diebut dengan istilah “alat peraga”.
Alat bantu berarti media dakwah memiliki peranan atau kedudukan sebagai
penunjang tercapainya tujuan. Artinya proses dakwah tanpa adanya media masih
dapat mencapai tujuan yang semaksimal mungkin.
Dikutip dari SindoNews menuliskan Keajaiban Azan dapat kita lihat
dari berbagai kisah Mualaf. Lafal Azan yang berisi kalimat Tauhid tidak hanya
sebagai pengingat waktu sholat, tetapi dapat menyentuh dan menggugah hati orang
yang mendengarnya. Berikut kami rangkum beberapa kisah orang-orang memeluk Islam
setelah mendengar Azan. Kisah ini dilansir dari berbagai sumber. Seperti
dialami seorang pria paruh baya asal Skotlandia memeluk Islam setelah mendengar
Azan. Laki-laki yang tinggal di dataran tinggi Skotlandia, Inverness ini
mendengar suara Adzan saat liburan di sebuah pantai di Turki. Lantunan Azan
yang didengarnya menyentuh hatinya untuk mempelajari Islam dan akhirnya
memutuskan menjadi muallaf. Seorang ibu yang tinggal di Jakarta Timur juga
mendapat hidayah karena anaknya yang berkebutuhan khusus selalu tersenyum
setiap kali mendengar Azan. Diceritakannya, anaknya biasanya sulit merespons
apapun, namun ketika suara Azan berkumandang, anaknya selalu tersenyum. Dan ini
terjadi bertahun-tahun. Sang ibu pun heran dan mulai bertanya-tanya tentang
Islam kepada teman-temannya. Allah pun membuka hatinya untuk menerima Islam.
Kemudian kisah seorang pendeta perempuan asal Maluku Tenggara bernama Chintya D
Fretes (26 tahun) mengucapkan Syahadat setelah mendengar Azan. Dalam video yang
diunggah akun Twitter @yaniarsim, pendeta itu bersyahadat di sebuah masjid di
Desa Fattolo pada Jumat 13 Oktober 2021 lalu. Dia mengatakan, ketika mendengar
suara Azan merasa mendapat Hidayah dan muncul keinginan dalam hati untuk
menjadi seorang muslimah. Kisah berikutnya yaitu Bon Kim Kiong, warga Mempawah,
Kalimantan Barat menjadi muallaf karena tersentuh dengan suara Azan. Dia sering
menangis ketika mendengar Azan dan memutuskan mempelajari Islam hingga akhirnya
bersyahadat pada 22 April 2021. Dia menceritakan niatnya memeluk Islam kepada
rekan kerjanya di Desa Bakau Kecil Mempawah, Kalimantan Barat. Oleh
karena itulah, Penulis tertarik menuliskan tentang memahami toleransi beragama
dan adzan magrib pada siaran televisi.
METODOLOGI
Dalam
penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode
kualitatif ini merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah.
Teknik pengumpulan dengan Triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif dan hasil kualitatif akan lebih menekankan makna daripada
generalisasi. Pendekatan dan Jenis Penelitian a. Pendekatan penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif (Qualitatif Research) jenis
penelitian yang menghasilkan temuan-temuan yang tidak dapat dicapai dengan
menggunakan prosedur statistik (pengukuran kuantitatif). Penelitian kualitatif
dapat dilakukan pula dengan metode library research dan field research
(penelitian lapangan), dengan melakukan observasi dan wawancara. b. Jenis
penelitian Dalam jenis penelitain ini adalah deskriptif kualitatif yaitu data
yang dikumpulkan dengan bentuk kata-kata dan gambar. Kata-kata disusun dalam
kalimat misalnya, kalimat hasil wawancara dan informan. Peneliti berusaha
mendapatkan informasi yang selengkap mungkin menganai begud sebagai alat
komunikasi dalam menyeru ibadah shalat. Informasi yang diambil lewat wawancara
(indept interview) terhadap informan.
ANALISA
Shalat
adalah salah satu rukun Islam yang kedua, dan merupakan symbol hubungan antara
manusia dengan Allah SWT, serta harus dilaksanakan oleh setiap individu umat
Islam yang mukallaf, baik sendirian maupun berjama‟ah. Kalimat “shalat”, secara
etimologi berarti doa, rahmat, dan istighfar. Menurut Jawwad „Ali, Islam telah
mempersempit makna “shalat” sebagai kewajiban ibadah yang di dalamnya terdapat
rukuk, sujud, gerakan-gerakan tertentu, dan aturanaturan baku yang tidak bisa
mengubah semaunya. Istilah “shalat”, tegas Jawwad „Ali, berasal dari bahasa
Aramaic yang derivasinya dari suku kata shad, lam, dan alif (shala), yang
artinya rukuk atau menunduk. Kata shalat difungsikan untuk merepresentasikan
praktik ritual keagamaan, kemudian digunakan oleh kalangan yahudi, sehingga
sejak saat itu menjadi bahasa AramaicIbrani (Aramiyah- „ibriyah).
Selain
itu hikmah disyariatkanya shalat adalah bahwa shalat itu dapat membersihkan
diri dan menyucikannya, membiasakan hamba Allah agar senantiasa bermunajat
kepada Allah dan agar bisa hidup disisinya di akherat kelak sebagaimana ia
dapat mencegah perilakunya dari berbuat keji dan munkar. Untuk menahan serta
sebagai cahaya yang menerangi bagi orang mukmin ke jalan kebaikan dan merupakan
perbekalan yang hakiki bagi jiwa dan merupakan wasilah bagi beroleh petunjuk
dan istiqamah. Shalat merupakan wasilah untuk mendapatkan keridhaan Allah dan
hidayah-Nya. Shalat juga merupakan obat dari berbagai penyakit fisik dan
kejiwaan. Di antara keistimewaan shalat adalah satu-satunya ibadah yang
didahului oleh panggilan resmi, yang juga menjadi ibadah tersendiri, yakni
seruan adzan. Hal itu menunjukan betapa pentingnya ibadah shalat.
Pengertian
Adzan َح ُدُكْم َو ْن نَ ُكْم اَ هْيُ َؤذّ ا َح َض َس ِت ان َّصالَةُ فَ َل: اِذَ
ا ِ َّي قَ َّن انىَّب ِس ِث اَ ِه اْن ُح َى ْي َع ْه َمانِ ِك ْب (احمد و انبخازي
و مسهم، ويم االوطاز 2 :73(نْيَ ُؤ َّم ُكْم اَ ْكبَ ُس ُكْم. Dari Malik bin
Al-Huwairits, sesungguhnya Nabi SAW bersabda, "Apabila waktu shalat telah
tiba, maka hendaklah salah seorang diantara kamu adzan untuk (shalat)mu, dan
hendaklah yang tertua diantara kamu bertindak sebagai imam bagi kamu".
[HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim]
Adzan
adalah simbol komunikasi, oleh karena itu adzan dilakukan ketika sudah masuk
waktu shalat, jika muadzin adzan sebelum masuk waktu sholat maka harus diulang
kembali. Adzan secara lughawi
(etimologi) menginformasikan semata-mata. Sedangkan secara istilah
(terminologi) adalah menginformasikan (memberitahukan) tentang waktu-waktu
shalat dengan kata-kata tertentu. Adzan ini telah diperintahkan (dilakukan)
sejak pada tahun pertama dari Hijrah Nabi ke Madinah. Sedangkan diperintahkan
(disyari‟atkan) menurut Syi‟ah adalah bahwa malaikat Jibril yang membawa turun
dari Allah kepada Raulullah yang mulia. Sedangkan menurut sunni adalah Abdullah
bin Zaid bermimpi ada orang yang mengejarinya, kemudian diceritakan hasil
mimpinya itu kepada Rasulullah, lalu Rasulullah memastikannya untuk
dipergunakan.
Sesungguhnya adzan adalah seruan yang penuh dengan dinamisme dan kehidupan,
serta bukannya suara yang muncul dari alat yang bisu tetapi seruan yang muncul
dari dari pemahaman seseorang yang hidup, pemilik kalbu yang hidup dan penuh
keimanan. Adzan bukanlah hanya sekedar pemberitahuan akan datangnya waktu
shalat, tetapi juga merupakan dakwah yang tegas dan seruan untuk memenuhi
panggilan hayya alash shalah hayya alal falah (mari menuju shalat mari menuju
kebahagiaan). Kemudian adzan juga merupakan dakwah yang terfokus kepada Islam
sebagai agama tauhid yang seringkali seruan seruan ini memberikan pengaruh
terhadap jiwa orang-orang non muslim sehiingga Allah melapangkan dada mereka
Adzan
merupakan syiar Islam, yang dikumandangkan sejak zaman Rosulullah sampai
sekarang ketika hendak menunaikan ibadah shalat. Adzan secara bahasa,
berarti memberitahukan (al-I‟lam). Dalam kitab fath al-Qarib al-Mujib, Muhammad
bin Qasim al-Ghuzzi mendefinisikan adzan sebagai “zikir tertentu yang digunakan
untuk memberitahukan masuknya waktu shalat wajib”. Namun demikian, adzan
bukanlah sekedar panggilan shalat yang berkaitan dengan urusan pribadatan. Pada
hakikatnya, perintah shalat, ajaran gerakan dan bacaan shalat, serta tibanya
waktu shalat adalah karunia luar biasa bagi hidup manusia. Karena itu
sepatutnya karunia ini ditawarkan kepada semua manusia. Wajarlah bila kumandang
adzan disunaahkan. Selain adzan, di Indonesia dalam menyeru shalat menggunakan
bedug. Bedug merupakan alat musik tradisional yang terbuat dari kulit hewan,
bedug biasa dibunyikan untuk pemberitahuan mengenai waktu shalat tiba.
Meskipun, perkembangan zaman telah mampu menggeser, tetapi keberadaan bedug
masih tetap dilestarikan dalam kehidupan sehari-hari. Di Indonesia, masih ada
sebagian masjid yang hanya menggunakan bedug tanpa pengeras suara untuk
menandakan waktu shalat tiba. Hal itu dikarenakan pada zaman Rasulullah SAW tidak
adanya pengeras suara. Maka dari itu, sebagian kecil para ulama menentang adzan
dengan menggunakan pengeras suara, dan menggunakan bedug yang sudah menjadi
tradisi budaya secara turun menurun. Bedug yang berada di Masjid Tegal ratu
sudah puluhan tahun dalam menerapkan fungsinya sebagai tanda awal masuk shalat
lima waktu. Sebuah kearifan lokal yang sampai sekarang, bedug masih tetap
dipertahankan. Perpaduan antara fungsi religi dengan fungsi estetika yang
begitu kreatif dan konsep yang berbudaya membuat alat tradisional ini tidak
tergantikan, dengan arti keberadaanya tidak pernah termakan dengan perkembangan
modernisasi. Oleh sebab itulah bedug dan adzan tetap dianggap sebagai alat
komunikasi penyeru shalat. Fenomena yang ada di kelurahan Tegal ratu sudah
sejak dahulu tidak menggunakan alat bantu pengeras suara (Speaker) untuk adzan,
sehinga menjadikan bedug sebagai alat komunikasi untuk memanggil ibadah shalat
selain adzan. Dari situlah peneliti tertarik untuk meneliti hal-hal yang
berkaitan dengan masalah bedug dan adzan di desa tersebut, yang dikaitkan
dengan komunikasi yang bersifat simbolis. Sehubungan dengan itu, penulis
tertarik untuk melakukan penelitian tentang bedug dan adzan sebagai alat
komunikasi dalam menyeru ibadah shalat, karena di era kontemporer, khususnya
masyarakat yang berada di tengah-tengah industry seperti, masyarakat Tegal Ratu
masih menggunakan bedug sebagai alat penyeru shalat bahkan bedug dianggap
sesuatu yang sacral. Dengan memahami tersebut bahwasahnya adzan yang memakai
pengeras suara menurut penulis tidak efektif ditambah sudah banyak masjid dan
jarak umat ke masjid biasanya berdekatan dengan masjid yang ada.
Adzan
sebagai Gerakan islamisasi
Sesungguhnya
adzan adalah seruan yang penuh dengan dinamisme dan kehidupan, serta bukannya
suara yang muncul dari alat yang bisu tetapi seruan yang muncul dari dari
pemahaman seseorang yang hidup, pemilik kalbu yang hidup dan penuh keimanan.
Adzan bukanlah hanya sekedar pemberitahuan akan datangnya waktu shalat,
tetapi juga merupakan dakwah yang tegas dan seruan untuk memenuhi panggilan
hayya alash shalah hayya alal falah (mari menuju shalat mari menuju
kebahagiaan). Kemudian adzan juga merupakan dakwah yang terfokus kepada
Islam sebagai agama tauhid yang seringkali seruan seruan ini memberikan
pengaruh terhadap jiwa orang-orang non muslim sehiingga Allah melapangkan dada
mereka kepada Islam. Sesungguhnya adzan telah memadukan antara keindahan
dan kesehajaan, antara kekuatan dan kepadatan, dan tidak ada seruan serta
pemberitahuan berbagai ibadah dalam agama-agama lain yang sanggup
menandinginya.
Hukum
adzan adalah sunnah, namun para ulama juga berbeda pendapat mengenai hukum
adzan. Menurut Hanafi, Syafi‟I dan Imamiyah meriwayatkan hukum adzan itu adalah
sunnah muakkad (yang dikuatkan). Sedangkan menurut Hambali, hukum adzan itu
adalah fardhu kifayah di desa-desa dan di kota-kota pada setiap shalat lima
waktu bagi lelaki mukmim bukan musafir. Menurut Maliki, hukum adzan adalah
wajib fardhu kifayah. Tradisi melafadzkan adzan pada kondisi-kondisi diluar
shalat, para ulama pun berbeda-beda pendapat seperti menurut Hambali, Maliki,
Hanafi, an Syafi‟I adzan tidak dilakukan untuk jenazah, shalat tarawih dan
tidak boleh pula untuk shalat sunnah, shalat nadzar, dan tidak pula
shalat-shalat nafilah (sunnah) lainnya. Apabila menurut Imamiyah, adzan tidak
diperintahkan kecuali pada shalat-shalat yang sehari-hari saja dan setelah itu
disunnahkan untuk shalat qadha‟ dan fardhu, baik berjama‟ah maupun sendiri,
baik musafir maupun bukan, baik wanita maupun lelaki.
Adzan
berfungsi, pertama, sebagai syiar agama Islam yang mengajak ummatnya untuk
melaksanakan ibadah shalat. Adzan di pergunakan hanya untuk shalat fardlu saja
bukan shalat sunnat. Sebagai pesan dakwah, adzan selalu di serukan sebagai
tanda telah masuk waktu shalat. Kalimat-kalimat adzan sungguhlah menakjubkan,
dalam adzan itu terkandung isyarat dan rahasia besar dari Allah. Dari Jabir,
Nabi SAW bersabda, “ketika setan mendengar adzan untuk shalat, ia pergi hingga
sejauh tempat al-Rauha (36 kilometer dari kota madinah)”. Dalam riwayat lain:
setan tersebut lari terbirit-birit seakan-akan telah melihat musushnya. Adzan
bisa mengusir setan”. (Riwayat Muslim). Dalam riwayat lain, “apabila diserukan
(adzan) untuk shalat, setan berlarian sambil terkentut-kentut hingga ia tidak
mendengar adzan lagi”. (Riwayat al-Bukhari dan Muslim).
Kedua,
adzan untuk jenazah: bagi seseorang yang hidup di tengah masyarakat awam dan
belum pernah mendengar adzan dikumandangkan di liang lahad, mungkin hal ini
aneh bagi mereka. Namun pada kenyataannya sebagian masyarakat Islam mengadzani
jenazah yang telah dimasukkan ke liang lahad. Ketika jenazah sudah di masukkan
ke liang lahad, kain kafan sudah dibuka, wajah mayit dihadapkan ke arah kiblat,
maka salah seorang keluarga atau yang mewakilinya segera mengadzani dan segera
disusul dengan iqamah.
Ketiga,
adzan berangkat haji: Kebanyakan masyarakat melakukan adzan haji karena
berdasar pada riwayat dari Abu Bakar dan ar-Rudzbary dari Ibnu Dasah, ia
berkata: Ibnu Mahzum menceritakan kepadaku dari Ali dan Aisyah, ia mengatakan:
Jika seseorang mau pergi haji atau bepergian, ia pamit kepada Rasulullah, Rasul
pun mengadzani dan meng-iqomati.
Keempat,
adzan untuk bayi yang baru lahir: si buah hati yang baru lahir tentu membawa
kebahagiaan tersendiri bagi orang tuanya. Tak jarang orang tua si jabang bayi
mengadakan acara syukuran. Seperti disaat usia kandungan 4 bulan (saat ruh
pertama ditiupkan ketubuh jabang bayi) dan ketika kandungan berusia 7 bulan,
yang lazim disebut dengan tingkeban (berdo‟a menyongsong kelahiran). Tak hanya
itu saja, orang tua si jabang bayi juga memohon keberkahan untuk sang bayi
dengan membaca surat maryam surat yunus, surat luqman, surat Muhammad dan surat
yusuf. Hingga saat kelahiran bayi, sang ayah menyambutnya dengan adzan di
telinga kanan dan iqamah di telinga kiri bayinya. وألوً صڷً هللا عهيً وسهم ٲذن
فً ٱذن انحسه حيه وندتً فاطمۃ زواي ٲنتسمري وقال حسه صحيح ونيكىن ٳعالمً بانتىحيد أول
ما يقسع سمعً عىد قدومً ٳنً اندويا آما يهقه عىد قدومً ٳنً اندويا آما يهقه عىد خسوجً
مىها. Rasulullah mengadzani di telinga Hasan (cucunya) ketika Fatimah
melahirkannya (HR. Tirmidzi, hadist ini hasan sahih). Tujuan adzan adalah
memberikan pembelajaran tauhid bahwa pertama kali yang didengar telinganya
adalah suara adzan, bukan yang lain.
Siaran
Adzan di Televisi dan Gerakan islamisasi
Media
komunikasi dakwah banyak sekali jumlahnya. Mulai yang tradisional sampai yang
modern misalnya kentongan, bedug, pagelaran kesenian, surat kabar, papan
pengumuman, majalah, film radio dan televise. Dari semua itu, pada umumnya
dapat diklasifikasikan sebagai media tulis atau cetak, visual, aural, dan
audiovisual.
Menurut Hamzah Ya‟kub alat-alat yang dipakai untuk menyampaikan ajaran Islam,
membagi media dakwah itu menjadi lima: 1. Lisan, inilah media dakwah yang
paling sederhana yang menggunakan lidah dan suara. Media ini dapat berbentuk
pidato, ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan, adzan, dan sebagainya. 2.
Tulisan, buku majalah, surat kabar, korespondensi (surat, email, smas), spanduk
dan lain-lain. 3. Lukisan, gambar, karikatur, dan sebagainya.
Audio
visual, yaitu alat dakwah yang dapat merangsang indra pendengaran atau
penglihatan dan kedua-duanya, bisa berbentuk televise, slide, ohp, internet,
dan sebagainya. 5. Akhlak, yaitu perbuatan-perbuatan nyata yang mencermikan
ajaran Islam, yang dapat dinikmati dan didengarkan oleh Mad‟u. Sedangkan jika
dilihat dari segi penyampaian pesan dakwah, dibagi menjadi tiga golongan yaitu
: 1. The spoken words (berbentuk ucapan), yang termasuk dalam kategori ini
adalah alat yang mengeluarkan bunyi. Karena hanya dapat ditangkap oleh telinga
dan bisa disebut dengan the audial media dan dapat dipergunakan dalam kehidupan
sehari-hari. 2. The printed writing ( berbentuk tulisan), yang termasuk
didalamnya adalah barang-barang cetak, gambar-gambar tercetak, lukisan-lukisan,
tulisan-tulisan (buku, surat kabar, majalah, brosur, smas, dan sebagainya. 3.
The audio visual (berbentuk gambar hidup), yaitu merupakan penggabungan dari
kedua golongan, yang termasuk dalam kategor ii adalah film, video, DVD, CD, dan
seagainya.
Strategi media merupakan bagian akhir dari proses informasi dan komunikasi yang
akan dilakukan. Pemilihan media juga sangat menentukan keberhasilan,
efektivitas, dan efisiensi komunikasi yang dilakukan.
Tahap-tahap
Perkembangan Islam di Nusantara
1. Proses
Masuk dan Berkembangnya Agama Islam di Indonesia
Sejarah
mencatat bahwa kaum pedagang memegang peranan penting dalam persebaran agama
dan kebudayaan Islam. Letak yang strategis menyebabkan timbulnya Bandar-bandar
pedagang yang turut membantu mempercepat persebaran tersebut. Disamping itu
cara lain yang trurt berperan penting dalam penyebaran Islam di Nusantara ialah
melalui dakwah yang dilakukan oleh para mubaligh.
2. Penyebaran
Islam Melalui Peranan Kaum Pedagang
Proses islamisasi di nusantara berawal dari
datangnya para pedagang, karena jiwa yang dimiliki umat islam khususnya bangsa
arab sejak zaman sebelum islam dan didukung semangat menyebarkan islam merupakan
jihad yang mendorong umat islam terlibat dalam dunia perdagangan. Sambil
berdagang mereka memiliki kewajiban menyebarkan ajaran islam yang dibawa oleh
Muhammad SAW.
Nusantara yang merupakan jalur perdagangan
Internasional sejak abad pertama masehi membuat pedagang-pedagang muslim (Arab,
Persia, India) turut ambil bagian dalam perdagangan. Mereka mendatangi
pusat-pusat perniagaan di daerah pesisir. Mereka tinggal di tempat-tempat
tersebut dalam waktu yang lama untuk berdagang sambal memperkenalkan budaya,
adat istiadat bahkan agama. Bukan hanya dengan perdagangan tapi juga dengan
asimilasi dan perkawinan. Setelah itu penduduk setempat yang telah memeluk
islam memperkenalkan ke familinya, Dan akhirnya islam mulai berkembang di
masyarakat.
3. Penyebaran
Islam Melalui Peranan Bandar-Bandar di Indonesia
Bandar merupakan tempat berlabuh atau
bersinggahnya kapal-kapal pedagang, bahkan juga sebagai tempat tinggal para
pengusaha perkapalan. Di Bandar inilah para pedagang yang beragama Islam
memperkenalkan Islam kepada masyarakat sekitar.
Dalam perkembangannya, Bandar-bandar tersebut
umumnya tumbuh menjadi kota bahkan ada yang menjadi kerajaan, seperti Perlak,
Samudera Pasai, Palembang, Banten, Sunda Kelapa, Cirebon, Demak, Jepara, Tuban,
Gresik, Banjarmasin, Gowa, Tidore, dan Ternate.
4. Penyebaran
Islam Melalui Perkawinan
Para pedagang selain melakukan kegiatan
perniagaan dengan warga pribumi mereka juga melakukan perkawinan karena
perdagangan internasional membutuhkan waktu yang lama, sebagai manusia normal
tentu membutuhkan teman hidup. Puteri-putri bangsawan banyak yang tertarik
untuk menjadi isteri saudagar-saudagar itu.
Sebelum menikah mereka wajib diislamkan
dahulu karena itu merupakan hal yang wajib bagi para warga pribumi jika ingin
diperisteri oleh pedagang islam. Setelah perkawinan mereka memiliki keturunan,
maka lingkunganpun semakin meluas, Akhirnya dalam waktu yang lama terbentuklah
perkampungan, daerah-daerah dan pada akhirnya terbentuklah kerajaan-kerajaan
islam.
5. Penyebaran
Islam Melalui peran Para Wali dan Ulama
Salah satu cara penyebaran islam yaitu
melalui jalur dakwah. Disamping sebagai pedagang, para pedagang muslim juga
berperan sebagi mubaligh. Para mubaligh mendatangi masyarakat sebagai objek
dakwah, dengan menggunakan pendekatan social budaya. Pola ini memakai bentuk
akulturasi, yaitu menggubakan budaya setempat dengan disisipi ajaran islam
didalamnya.
Di pualu Jawa sendiri penyebaran agama islam
dilakukan oleh para walisongo. Peran wali Sanga dalam penyebaran Islam di
Indonesia, terutama di Jawa nampaknya tidak dapat di sangkal lagi. Besarnya
jasa mereka dalam mengislamkan tanah Jawa telah menjadi catatan yang masyhur
dalam kesadaran masyarakat Islam Jawa. Ada yang
menganggap “Walisongo”-lah perintis awal gerakan dakwah Islam di
Indonesia. Karena jika dilihat pada fase sebelumnya, islamisasi di Nusantara
lebih dilaksanakan oleh orang perorangan tanpa manajemen organisasi. Tetapi
dalam kasus Walisanga ini, aspek manajemen keorganisasian telah mereka
fungsikan. Yakni, mereka dengan sengaja menempatkan diri dalam satu
kesatuan organisasi dakwah yang diatur secara rasional, sistematis, harmonis,
tertentu dan kontinue serta menggunakan strategi, methode dan fasilitas dakwah
yang betul-betul efektif.
6. Penyebaran
Islam melalui Pondok Pesantren
Sejak awal perkembangan Islam, pendidikan
mendapat prioritas utama masyarakat Islam. Pendidikan Islam dilaksanakan secara
informal. Setiap ada kesempatan mereka memberikan pendidikan dan pengajaran
tentan islam, dengan perbuatan berupa contoh dan suri tauladan sehingga
masyarakat menghormati dan tertarik dengan islam.
Langgar atau Surau menjadi tempat islamisasi
dengan mengenal dan membaca Al-Quran yang diajarkan oleh guru ngaji tanpa
dibayar dan dipungut biaya. Pondok Pesantren bermula dari rumah kecil yang
terletak disekitar masjid, lalu berkembang menjadi suatu sistim pendidikan yang
memiliki beberapa elemen, yaitu Pondok, Mesjid, Pengajaran Kitab Klasik, Santri
dan Kiyai.
7. Penyebaran
Agama Islam melalui Tasawuf
Penyebaran islam melalui tasawuf merupakan
cara yang sangat efektif unuk menarik pribumi masuk ke dalam agama islam, para
sufi atau pengajar-pengajar tasawuf mengajarkan Teosofi yang bercampur dengan
ajaran yang sudah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia. Mereka mahir dalam
hal-hal magis dan mempunyai kekuatan untuk menyembuhkan. Di antara mereka juga
mengawini putri-putri bangsawan setempat.
Dengan tasawuf “bentuk” islam yang diajarkan
kepada penduduk pribumi mempunyai kesamaan dengan alam pikiran mereka yang
sebelumnya menganut agama Hindu, sehingga agama baru itu mudah dimengerti dan
diterima. Diantara para ahli tasawuf yang memiliki ajaran yang memiliki ajaran
yang mengandung persamaan dengan alam pikiran Indonesia Pra-Islam adalah Hamzah
Fansuri di Aceh, Syekh Lemah Abang, dan Sunan Panggung di Jawa.
8. Penyebaran
Islam melalui Kesenian
Para ulama kyai maupun para sunan berusaha
agar islam mudah diterima dengan berbagai metode, di antaranya adalah melalui
kesenian, karena merupakan hiburan bagi masyarakat pada zamannya sehingga
kesenian ini memiliki daya Tarik yang sangat besar bagi kaum pribumi yang
fungsinya adalah menghibur sekaligus mengajak orang-orang yang menganut agama
lama untuk memeluk agama islam.
Karena perbedaan yang mencolok antara islam
dengan Hindu dan Budha yang dianggap diskriminatif, islam dating dengan memberi
rahmat bagi penduduk pribumi. Salah satu kesenian yang digunakan dalam
penyebaran islam di Indonesia yaitu wayang, oleh Sunan Kali Jaga.
9. Penyebaran
Islam melalui Kekuasaan (Politik)
Kekuasaan politik pada suatu masyarakat
sangat menentukan perkembangan agama islam karena dengan kekuasaan inila
perkembangan islam mendapat dukungan dari para penguasa tanpa adanya hambatan
bahkan justru mendapat angina segar dalam penyebarannya dan merupakan factor
yang sangat penting dalam proses islamisasi dalam masyarakat.
Menganalisa dalam point-point tersebut bahwa
gencarnya dari dulu Gerakan islamisasi di tanah air termasuk dengan adzan
melalui televisi.
4.
Usulan/Rancang bangun utk menjawab tantangan
Rancang
Perancangan
merupakan salah satu hal yang penting dalam membuat program. Adapun tujuan dari
perancangan ialah untuk memberi gambaran yang jelas lengkap kepada pemrogram
dan ahli teknik yang terlibat. Perancangan harus berguna dan mudah dipahami
sehingga mudah digunakan. Perancangan adalah Sebuah Proses untuk mendefinisikan
sesuatu yang akan dikerjakan dengan menggunakan teknik yang bervariasi serta di
dalamnya melibatkan deskripsi mengenai arsitektur serta detail komponen dan
juga keterbatasan yang akan dialami dalam proses pengerjaanya. Menurut Pressman
(2009) perancangan atau rancang merupakan serangkaian prosedur untuk
menterjemahkan hasil analisa dan sebuah sistem ke dalam bahasa pemrograman
untuk mendeskripsikan dengan detail bagaimana komponen-komponen sistem di
implementasikan.
Bangun
Menurut
Pressman (2009) pengertian pembangunan atau bangun sistem adalah kegiatan
menciptakan sistem baru maupun mengganti atau memperbaiki sistem yang telah ada
secara keseluruhan. Jadi dapat disimpulkan bahwa Rancang Bangun adalah
penggambaran, perencanaan, dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari 7 8
beberapa elemen yang terpisah kedalam suatu kesatuan yang utuh dan berfungsi.
Dengan demikian pengertian rancang bangun merupakan kegiatan menerjemahkan
hasil analisa ke dalam bentuk paket perangkat lunak kemudian menciptakan sistem
tersebut atau memperbaiki sistem yang sudah ada.
Gereja
sebagai institusional dan organisme turut terkena dampak darinya, mulai dari
peribadatan secara online, untuk sebisa mungkin meminimalkan tatap muka, serta
beberapa hal lainnya, lantas bagaimana dengan penginjilan jika sebelum pandemi
penginjilan dapat dilakukan secara face to face, tetapi ditengah situasi
seperti ini nampaknya sulit bagi gereja untuk melakukan tatap muka. Gereja
perlu menanggapi secara cepat, tepat dan bijaksana khusunya dalam penyampaian
shalom, yakni dengan pendekatan tematis digunakan untuk memahami penerapan
media sosial sebagai sarana penginjilan
Dalam
kondisi dan situasi seperti ini, gereja secara institusional dan organisme
wajib menanggapi dengan tepat, cepat, dan bijaksana, John R.W Stott pada suatu
Konferensi Misionaris Urbana menyatakan bahwa “Allah kita adalah Allah yang
mengabarkan Injil.” Pekabaran Injil berasal dari hati Allah, sebab dari semula
keinginan untuk mengabarkan Injil sudah ada dalam hati Allah. Dalam Perjanjian
Baru (PB), Tuhan Yesus sebelum naik ke surga, Ia memberikan “Amanat Agung”
kepada murid-murid-Nya (Mat. 28:18,19; Mrk. 16:15) dan tidak hanya berlaku pada
masa itu saja, tetapi tetap berlaku hingga sekarang. Untuk melaksanakan Amanat
Agung memerlukan suatu tindakan yaitu lewat misi penginjilan. Penginjilan
adalah misi ke luar, kata penginjilan mengandung makna rohani yang sangat
dalam. Kata dasarnya adalah Injil, kata Injil secara harafiah dapat diartikan
sebagai kabar kesukaan (Kis. 13:32), Kabar Baik (Luk. 4:18), Kesukaan Besar
(Luk. 2:10). Rasul Paulus di dalam 1 Korintus 15:1-4 menjelaskan bahwa Injil
adalah berita tentang kematian, penguburan dan kebangkitan Kristus
Rancang
Bangun yang bisa ditawarkan penulis dalam Kekristenan dalam mengatasi hal
tersebut:
1. Siaran
Televisi Rohani Kristen seperti Film Kristen
2. Lagu
Rohani Kristen melalui Youtube
3. Media
Cetak dan Media Sosial Kristen berupa renungan harian, ceramah
Boyd dalam Nasrullah
(2015) media sosial sebagai kumpulan perangkat lunak yang memungkinkan individu
maupun komunitas untuk berkumpul, berbagi, berkomunikasi, dan dalam kasus
tertentu saling berkolaborasi atau bermain. Media sosial memiliki kekuatan pada
usergenerated content (UGC) dimana konten dihasilkan oleh pengguna, bukan oleh
editor sebagaimana di instansi media massa.
4. Virtual
Reality melalui Metaverse
Virtual reality merujuk
pada pemakaian komputer untuk mensimulasikan sebuah pengalaman dengan cara yang
sama dengan realita. Pada jenis-jenis VR yang paling sering dipakai, seseorang
memakai sarung tangan, earphone, dan goggles yang disambungkan dengan komputer.
Rangsangan berubah sesuai dengan gerakan orang itu, misalnya menggerakgerakkan
kepala atau gerakan-gerakan lainnya. VR mencakup interaktivitas dan
multidimensi yang beroprasi pada level yang sangat tinggi. sistem VR yang
canggih dapat menjadi jawara dalam komunikasi sebuah format yang didalamnya
kita dapat berbagi pengalaman dengan orang lain.
Pola
Rancang Bangun yang dimaksudkan
1. Know/
Mengetahui Firman Tuhan
2. Bertumbuh
dalam iman Kristen
3. Show/
berbuah dan menjadi teladan agar umat lain percaya Yesus Kristus adalah jalan
keselamatan dan hidup
Kurikulum
No
|
POKOK
BAHASAN
|
WAKTU
|
MINGGU
|
SUB
POKOK BAHASAN
|
1
|
Pembinaan Warga /Gereja
|
Maret
2022
|
1,2
|
Pembinaan
Warga Gereja tentang Toleransi Beragama
|
|
|
|
3,4
|
Melawan
Radikalisme
|
2
|
Alkitab
|
April
|
1
bulan
|
Teks
teks Alkitab tentang toleransi beragama,
|
3.
|
Islam
|
Mei
|
1
Bulan
|
- Pemahaman
Islam yang terbuka bagi pemeluk agama lain
- Shalat
- Adzan,
Strategi Agama Islam di indonesia
|
4
|
Kapita
Selekta
|
Juni
2022
|
1
Bulan
|
Mengenal
Agama dan Kepercayaan lain di Indonesia, dan Etika Toleransi antar umat
beragama
|
Kesimpulan
dan Harapan
1. Kesimpulan
- Tidak
bisa dipungikiri bahwa memang adzan Tv merupakan upaya islamisasi, Keajaiban Azan dapat kita lihat dari berbagai kisah Mualaf.
Lafal Azan yang berisi kalimat Tauhid tidak hanya sebagai pengingat waktu
sholat, tetapi dapat menyentuh dan menggugah hati orang yang mendengarnya
- Toleransi
harus dimulai dari sikap menghargai kepercayaan umat lain namun penguatan
masing-masing agama terhadap iman kepercayaan masing-masing
- Agama
adalah ilham dari roh Tuhan sehingga tidak perlu adalanya mengagamakan orang
yang sudah mengenal Tuhan
2. Harapan
- Setiap
agama perlu menjaga toleransi antar penganut umat lainnya
- Tidak
perlu ada adzan disiaran televisi kalua penyebaran masjid itu sudah banyak dan sudah ada toa
masjid untuk mengingatkan umat islam itupun tidak terlalu kencang suaranya
- Dakwah
Tv tidak menyudutkan agama lain